HARIANPOST– Tahun ini menjadi tahun terakhir pengabdian Syarif Mbuinga sebagai Bupati Pohuwato dua periode. Di sisa waktunya ini, Syarif pun tinggal menyelesaikan sejumlah pekerjaan pemerintahan yang menjadi persembahan terakhirnya kepada masyarakat Bumi Panua Pohuwato.
Pembangunan ikonic panua emas dan pembangunan masjid sujud di kawasan wisata Pohon Cinta, menjadi pembangunan monumental dari kerja terakhir Syarif. Namun Syarif tidak ingin berpikir demikian. Bagi Syarif, monumental suatu daerah tidak di lihat dari ikonic yang dibangun dan terlihat secara fisik.
“Bagi saya, monumental terbaik bukan apa saja yang berhasil dibangun di masa pemerintahan, tapi monumental sebenarnya adalah pengabdian tulus kepada masyarakat,” Tegas Syarif saat menjawab berbagai pertanyaan ikhwal pembangunan apa yang berhasil di tinggalkanya untuk masyarakat Pohuwato.
Dalam membangun daerah Syarif tentu memiliki cara dan pemikiran yang berbeda dengan kepala daerah lainnya. Bupati Pohuwato dua periode ini tidak ingin membangun hanya karena ingin dikenang, bahwa pembangunan tersebut hanya bisa dilakukan di pemerintahannya.
Selama dirinya masih bisa mengabdi maka Syarif tetap akan mengabdi, bukan untuk dikenang atau hanya sekedar ingin di puji. Tetapi karena tulus mengabdi untuk masyarakat Pohuwato.
Syarif pun pernah ditanyakan, bila tak lagi menjadi bupati apa yang akan dilakukan Syarif kedepan ?
Sebelum Syarif menjawab pertanyaan itu, banyak yang berspekulasi bahwa langkah Syarif pasca Bupati Pohuwato pasti akan menyusun langkah untuk menjadi Gubernur Gorontalo. Namun jawaban Syarif berbeda jauh dengan spekulasi-spekulasi tersebut.
Dia justru memberikan jawaban yang jauh dari karir politiknya. Syarif menjawab, pasca menjadi Bupati dirinya justru berniat membangun klinik lapor yang siap menampung segala aspirasi masyarakat Pohuwato.
Bagi Syarif, langkah tersebut merupakan langkah tepat yang akan dia lakukan agar selalu dekat dengan masyarakat.Disamping itu, melalui klinik lapor ia dapat mendengar dan memberikan masukan- masukan serta spirit kepada masyarakat yang datang kepadanya.
Bukan tanpa alasan, ide membangun Klinik lapor ini justru lahir dari aktifitas Syarif selama menjabat Bupati Pohuwato dua periode. Syarif pernah mengungkapkan bahwa setiap hari dirumah dinas Bupati, ada banyak sekali masyarakat yang datang kepadanya untuk melaporkan berbagai hal, termasuk masalah pribadi, rumah tangga.
Sehingganya melalui klinik lapor yang akan dibuatnya, Syarif meminta masyarakat untuk melaporkan segala keluh kesah yang enggan disampaikan masyarakat kepada pemerintah Kabupaten Pohuwato nantinya.
Meskipun Syarif telah mendesain langkah pasca Bupati, banyak dorongan yang memintanya untuk tetap melanjutkan karir politik sebagai Gubernur Gorontalo. Bahkan kabarnya masyarakat disejumlah Kabupaten Pun telah membentuk kelompok “Syarif Idolaku” dengan harapan, Syarif menjadi Gubernur Gorontalo pasca Rusli Habibie.Ini juga menjadi suatu jawaban bahwa bukan hanya masyarakat Pohuwato yang menginginkan Syarif.
Kini, Bupati yang dikenal baik dan tak pernah menutup pintu rumah dinas bupati untuk masyarakat itu, mulai berpamitan kepada masyarakat Pohuwato. Dalam setiap kunjungan kerjanya, Syarif selalu menyampaikan pamit dari jabatan bupati. Tapi masyarkat yang mendengar salam perpisahan dari Syarif itu yakin, Syarif pamit untuk kembali.
“Syarif Pergi Untuk Kembali,” Ungkap Masyarakat yang percaya Syarif akan kembali bukan sebagai Bupati tapi sebagai Gubernur. (D.01)