BOALEMO,HARIANPOST.ID- Mahasiswa sekaligus pemuda Gorontalo, Sahril Anwar Tialo, menyampaikan keprihatinannya atas nasib mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang menjadi korban tragedi saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Dunggilata, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango, pada 15 April 2025 lalu.
Dalam peristiwa tersebut, sejumlah mahasiswa terseret arus deras Sungai Bulawa. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia, sementara tujuh lainnya selamat, namun harus menanggung luka fisik serta trauma mendalam yang masih dirasakan hingga kini.
Tragedi ini sempat mengundang perhatian luas baik di tingkat lokal maupun nasional. Pihak universitas kala itu berjanji akan memberikan keringanan akademik dan pendampingan psikologis bagi para mahasiswa yang terdampak. Namun, menurut Sahril, janji tersebut hingga kini belum sepenuhnya terwujud di lapangan.
“Mahasiswa KKN yang menjadi korban maupun saksi tragedi tentu membutuhkan ruang pemulihan. Maka sudah sepantasnya kampus menghadirkan kebijakan keringanan, bukan justru menambah beban administrasi dan tugas yang berat,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Ia menegaskan, perguruan tinggi tidak hanya bertanggung jawab pada aspek akademik, tetapi juga memiliki kewajiban moral untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan pemulihan psikologis mahasiswa.
“Janji yang pernah disampaikan pihak universitas harus diwujudkan secara nyata. Jangan sampai mahasiswa yang sedang berduka dan berjuang memulihkan trauma justru dipaksa menanggung beban tambahan,” tegasnya.(rls)