BONEBOL,HARIANPOST.ID– Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bone Bolango penuhi seluruh ketentuan petunjuk tekhnis (Juknis) Badan Gizi Nasional (BGN) dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal itu diakui oleh Plt. Deputi Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional (BGN), Dr. Gunalan saat meninjau dua SPPG di Bone Bolango, yakni dapur gizi di Talulobutu Selatan dan Bongoime. Rabu, 19 November 2025.
Kedua SPPG tersebut menurutnya telah memenuhi seluruh standar teknis yang ditetapkan BGN. Mulai dari kualitas sarana-prasarana, proses pengolahan pangan, hingga penerapan kebersihan, semuanya dinilai telah berjalan sesuai juknis.
“Alhamdulillah dari kedua SPPG yang kami tinjau hari ini, semua standar berdasarkan juknis BGN sudah diikuti ketentuannya,”ujar Dr. Gunalan
Dalam kunjungannya itu, Dr. Gunalan
memberikan arahan terkait menghadapi kenaikan harga telur dan ayam menjelang Natal dan Tahun Baru. Dirinya bilang pengelola SPPG dan ahli gizi harus berinovasi terkait bahan baku dan penyediaan menu tidak harus terpaku pada satu komoditas.
Pengelola SPPG kata dia harus bersikap adaptif. Ini penting agar distribusi pangan gizi tetap berjalan tanpa mengorbankan kualitas atau keberlanjutan pasokan. Tidak lupa, ia juga memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya SPPG Bone Bolango dalam menghubungkan rantai pasok dapur gizi dengan petani lokal. SPPG di Membramo contohnya, yang membeli bahan baku langsung dari petani, sehingga membuat uang berputar di tingkat masyarakat kecil.
“Ini sangat bagus. Uang benar-benar beredar di masyarakat, khususnya petani sebagai penyedia bahan baku. Dengan model kemitraan ini, SPPG tidak hanya memberi manfaat gizi bagi sasaran, tetapi juga berperan sebagai pengungkit ekonomi lokal,”puji Dr. Gunalan.
Sementara terkait arana dan prasarana kedua SPPG yang ada di Bone Bolango tumbuh menurutnya berada dalam kondisi sangat baik. Salah satu SPPG bahkan menggunakan air kemasan untuk proses memasak serta menerapkan prosedur pembersihan alat menggunakan air panas sebagai standar higienitas.
“Dari sisi keamanan sarana dan prasarana, itu sangat baik dan patut dicontoh. Kami berharap seluruh SPPG di Bone Bolango nantinya dapat menerapkan standar yang sama, guna memastikan konsistensi kualitas dan keamanan pangan gizi,”bebernya.
Di Bone Bolango sendiri akan dibangun 21 dapur gizi, namun hingga saat ini baru 4 dapur yang beroperasi. Kondisi ini membuat percepatan pembangunan menjadi prioritas mendesak yang bisa membawa dampak besar bagi masyarakat.
“Kalau 21 dapur itu beroperasi, ada sekitar hampir Rp250 miliar uang yang akan berputar di kalangan petani, peternak, dan sektor lainnya. Ini angka yang sangat besar,”jelasnya.









