Harijanto Mamangkey, Dari Pebisnis Menjadi Politisi

HARIANPOST (TOKOH)- Politisi PDI-Perjuangan Kabupaten Boalemo, Harijanto Mamangkey, kini menjadi salah satu tokoh yang banyak menarik perhatian masyarakat. Bukan karena popularitasnya, akan tetapi karena politisi satu ini terkenal suka “turun gunung” dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah dihadapi oleh konstituennya.

Buktinya belum lama ini, politisi yang memulai karir sejak 2009 itu kembali turun tangan membantu masyarakatnya dalam membangun jembatan yang menjadi akses menunju lahan pertanian dengan menggunakan uang peribadi. Bagi Ko’ Hari (Sapaan akrabnya), kepentingan masyarakat adalah yang paling utama. Ia sadar, duduk di kursi parlemen Boalemo itu berkat dukungan dan kepercayaan dari 1600 masyarakat Boalemo yang memilihnya pada pemilihan legislatif tahun 2019 lalu.

Sikap humanis yang ditunjukan Ko’ Hari itu, dilakukan bukan baru kali ini saja. Sejak tahun 2009 duduk di parlemen dan menjadi politisi termuda saat itu, ia memang telah dikenal aktif dalam menyerukan dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Maka tak heran, bila ketua fraksi PDI-Perjuangan Boalemo itu banyak disukai oleh masyarakat.

Harijanto bersama masyarakat sebelum pandemi Covid
Harijanto bersama masyarakat sebelum pandemi Covid

Pria yang pernah kuliah dua semester di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti itu tidak pernah bermimpi untuk menjadi politisi. Awalnya ia hanyalah seorang pebisnis jual beli hasil bumi. Namun dalam menjalankan bisnisnya tersebut, banyak masyarakat yang mendorongnya untuk menjadi wakil rakyat. Sehingga ketika ia duduk di parlemen boalemo hingga saat ini, perjuangan dan aspirasi masyarakat itulah yang ia terus perjuangkan.

Bertemu Ir. Laode Haimudin, MM

Selain dorongan dari masyarakat, banyak yang mempengeruhi Harijanto Mamangkey dalam perjalannya karirnya, mulai dari pebisnis hingga menjadi Politisi. Ir. Laode Haimudin, MM, adalah salah satu tokoh Boalemo yang banyak memberikan pengaruh terhadapnya. Mantan wakil Bupati Boalemo itu secara langsung meminta dia untuk memperkuat jajaran calon legislatif PDI-Perjuangan pada tahun 2009. Laode Haimudin pun berhasil meyakinkan Harijanto Mamangkey untuk menjadi Caleg PDI-Perjuangan Kala itu.Kepada Harijanto ia memberikan jaminan akan menyiapkan segala alat peraga kampanye, bila mantap bergabung bersama partai berlambang kepala banteng itu.

Mendapat tawaran dari tokoh populer di Boalemo, Harijanto pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Lagi pula, menjadi politisi bagi dia adalah jalan untuk menggapai kepentingan bersama dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Banyak Petani Mengeluh

Disamping pertemuan dengan Ir. Laode Haimudin yang banyak memberikannya pengaruh untuk menjadi politisi, Para petani di Kecamatan Dulupi juga banyak memberikan pengaruh terhadap Harijanto untuk terjun ke dunia politik. Bagaimana tidak, kala itu banyak petani dan kelompok tani yang datang kepada Harijanto Mamangkey yang masih menjalani profesinya sebagai pebisnis. Petani itu datang menyampaikan keluhan sulitnya mendapatkan pupuk dan rusaknya Infrasturuktur jalan yang ada di wilayah itu.

Berangkat dari hal itu, ia pun membulatkan tekad untuk memperjuangkan nasib petani itu dari gedung parlemen. Sebab ia sadar, untuk membantu banyaknya petani dan masyarakat di Boalemo tidak akan cukup dengan menggunakan uang peribadi. Sehingga ia meyakinkan konstituennya itu untuk memperjuangkan semua aspirasi lewat kursi parlemen.

” Menjadi Politisi bukanlah Mimpi Saya. Akan tetapi dengan jalan ini, saya bisa memperjuangkan semua aspirasi Masyarakat. Karena Politik Bukanlah alat monopoli untuk meraih kekayaan, tetapi spirit politik sebenanya adalah bagaimana mewujudkan kepentingan bersama. Sikap Inilah yang kami partai PDI-Perjuangan selalu tanamkan untuk berjuang bersama Rakyat,” Tegas Harijanto Mamangkey.(C.01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *