Smart Policy and Action Plan Pelabuhan Tilamuta

Pokok Pikiran Anas Jusuf

HARIANPOST-(Boalemo)- Ekspore jagung sebanyak 23.000 Ton atau senilai Rp.121.9 Miliar antar pulau dari Gorontalo melalui Pelabuhan Tilamuta yang dilaunching oleh Menteri Koordinator Bidang perekonomian Airlangga Hartarto pada Tanggal 30 September 2021, merupakan added value (Nilai tambah) yang tak terbantahkan bahwa Pelabuhan Tilamuta sangat prospek menjadi Pelabuhan Pengumpul (simpul transpormasi laut).

Jika pada bulan September 2021 barusan ini total produksi kita mencapai 226.064 Ton maka pada Bulan Oktober-Desember akan tersedia jagung kurang lebih 641.339 Ton secara keseluruhan di Provinsi Gorontalo.

Di sisi lain Kabupaten Boalemo sebagai kabupaten penghasil jagung terbesar di Provinsi Gorontalo di mana sejak Tahun 2021 produksi jagung mencapai 496.000 Ton sehingga oleh Kementrian Pertanian,Kabupaten Boalemo dijadikan sebagai salah satu Kabupaten utama dalam Program Swasembada Jagung.

Dari fakta yang ada, sektor produksi lainnya juga sangat terbuka bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi untuk menunjang keberadaan Pelabuhan Tilamuta,olehnya selaku Pemerintah Daerah langkah progresif kami berupa rekomendasi yang harus dimaksimalkan kedepannya adalah:

1.Mempercepat revisi RTRW Provinsi Gorontalo,RTRW Kabupaten Boalemo,Tata ruang wilayah Provinsi Gorontalo dan Tata Ruang wilayah kabupaten Boalemo untuk memasukan pelabuhan Tilamuta sebagai Pelabuhan Pengumpul (PP)

2.Mendorong Bappenas untuk menetapkan pelabuhan Tilamuta sebagai pelabuhan Strategis dalam Menunjung pengembangan terhadap sentra-sentra produksi di provinsi Gorontalo khususnya untuk mendukung KEK Gopandang dan Rencana KEK Teluk Tomini;

3.Mendorong pemerintah pusat melalui kementrian perhubungan untuk menetapkan pelabuhan tilamuta sebagai Pelabuhan Pengumpul (PP) dalam Induk Pelabuhan Nasional (RIPN);

4.Membangun prasarana dan sarana pelabuhan (dermaga, peralatan bongkar muat, gudang dan lapangan penumpukan) yang berorientasi pada pelayanan petikemas yang terintegrasi langsung dengan pelabuhan utama (Bitung, Makasar dan Surabaya).

5.Mengembangan jaringan pelayanan trasportasi laut baik penumpangan maupun barang, serta pembangunan prasarana trasportasi daerah hinterland agar mampu mewujudkan keterpaduan intra dan moda transportasi.

6.Melakukan ekspansi lahan,dimana pelabuhan perikanan Boalemo disatukan menjadi satu kesatuan pengembangan pelabuhan petikemas.

7.Percepatan pembangunan penahan sedimen di sungai Tilamuta untuk menahan arus sedimentasi yang mengurangi kapasitas standar kapal di dermaga

8.Pembangunan infrastruktur pendukung kawasanKPPN Wonosari untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian sebagai muatan transportasi laut di Pelabuhan Tilamuta

9.Mengarahkan muatan di Pelabuhan Bumbulan Kabupaten Pohuwato untuk dimuat di Pelabuhan Tilamuta. (Bersambung)