Segenggam Harapan Kabilasa Dari Pertambangan Emas Panua

POHUWATO, HARIANPOST.ID- Pertambangan di Pohuwato tidak hanya menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat yang berprofesi sebagai penambang. Namun lebih dari itu, di balik aktivitas pertambangan ini juga terselib harapan di masa akan datang.

Bila memiliki uang yang cukup, Susatyo, salah seorang penambang ini mungkin tidak ingin melakukan aktivitas pertambangan tersebut. Ditambah lagi ada resiko  besar menyertainya. Tapi Susatyo tidak memiliki pilihan lain. Menambang sudah menjadi aktivitas yang ia tekuni untuk menghidupi keluarganya.

Menggali material pasir di bawah terik mentari demi mencari butiran emas, sudah menjadi aktivitas rutin yang ia jalani. Ia bahkan bisa menyekolahkan anaknya. Kabilasa, demikian masyarakat setempat menyebut aktivitas pertambangan yang masih menggunakan cara tradisional ini.

Dengan bermodalkan panci, Susatyo mengayak material pasir yang di dalam terselib butiran emas. Bila hari ini dapat emas, maka ia bisa memastikan keluarganya bisa makan enak. Namun sebaliknya, bila belum beruntung, keluarganya pun harus bersabar.

Dalam beberapa tahun terkahir, aktivitas pertambangan di bumi panua Pohuwato kian signifikan dengan menggunakan alat berat ekscavator. Susatyo merasa diuntungkan, karena dirinya tidak perlu lagi menggali material pasir dengan menggunakan linggis.

Para pengusaha pertambangan ini kata Susatyo telah menyiapkan gundukan pasir yang bisa langsung diayak oleh para kabilasa seperti dirinya. Tidak ada larangan, yang ada kata Susatyo, para kabilasa ini dilarang jika mengambil material di tempat yang berbahaya.

“Yang dilarang itu bukan kabilasa di lokasi, hanya saja kabilasa yang nekat ambil material di dekat tebing, itu yang dilarang, nah pelaku usaha sediakan beberapa baket untuk Kabilasa,” kata Susatyo, Ahad 12 Maret 2023, kemarin.

Ia pun berharap kehadiran para pelaku usaha pertambangan ini juga turut mempemudah warga kabilasa sepertinya dalam mencari makan dari dalam perut bumi.

“Mereka membantu kami, bayangkan dengan kedalaman itu kami tidak bisa kerja pakai linggis, di sini tinggal pakai  tempurung,”katanya lagi

Namun biasanya tutur Susatyo, jika pelaku usaha tidak berada di lokasi pertambangan, maka ia bersama kabilasa lainnya akan kembali ke lokasi pertambangan tersebut pada besok hari untuk mengaiss rezeki di balik material pasir yang telah disiapkan.