Mencari Solusi Keruhnya Air Popayato

POHUWATO,HARIANPOST.ID- Keluhan masyarakat Popayato dan Popayato Timur ihwal air sungai yang kotor karena diduga akibat aktivitas pertambangan, benar – benar diseriusi oleh DPRD Pohuwato.

Siang tadi, Jum’at, 24 Januari 2025, Parlamen Panua Pohuwato itu lengkap bersama Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga, kembali mendatangi sumber aktivitas Pertambangan KM 18 Popayato yang diduga berkontribusi terhadap kotornya air yang sering dimanfaatkan warga tersebut.

Ini merupakan kali kedua Parlamen Panua mendatangi KM 18 Popayato. Bukan hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban, namun DPRD Pohuwato kata Ketua DPRD Beni Nento, ingin menghadirkan solusi atas permasalahan air yang kotor.

“Kita ingin menghadirkan solusi. Namun sebelum ada solusi tentu kita perlu tahu sumber masalahnya, dan ternyata penyebabnya adalah aktivitas tambang dengan menggunakan alat berat,”ujar Beni Nento

Selanjutnya, DPRD Pohuwato akan membuat rekomendasi yang diharapkan menjadi solusi untuk dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten Pohuwato, dalam menjawab keluhan masyarakat terkait air yang kotor.

Senada dengan Beni Nento, Ketua Komisi III DPRD, Nasir Giasi, yang membidangi pertambangan menyampaikan bahwa aktivitas tambang KM 18 adalah penyebab utama keruhnya air di Popayato. Nasir bahkan sempat berbincang dengan sejumlah warga penambang yang diketahui juga merasakan langsung dampak dari pertambangan itu.

Nasir tegas menyoroti keruhnya air Popayato akibat aktivitas tambang. Bahkan DPRD Pohuwato saat mendatangi KM 18, ngotot ingin melihat langsung aktivitas tambang. Namun sayang, cuaca saat itu hujan, sehingga membuat DPRD Pohuwato dan Bupati Saipul Mbuinga menghentikan perjalanan di camp Km 18 Popayato.

“Kami serius mengawal ini. Karena ada ribuan masyarakat yang hari ini mengeluh kesusahan air. Kita tidak serta – merta hanya memikirkan keuntungan dari menambang, namun membiarkan ribuan orang warga Popayato terdampak keruhnya air akibat penggunaan alat berat pertambangan,” tegas Nasir menyoroti

Tidak hanya masalah pertambangan, dia juga menyoroti ihwal sistem yang diterapkan PDAM dalam pengelolaan air untuk dimanfaatkan warga. Ke depan kata Nasir, perlu ada sistem yang lebih modern untuk pengelolaan air untuk kebutuhan masyarakat.

“Kita perlu sistem pengelolaan air yang lebih modern. Kita perlu berkaca ke kota – kota besar, yang bahkan bisa mengolah air tercemar untuk dikonsumsi,”terang Nasir

Kendati demikian, dirinya berharap lewat langkah bersama yang telah dilakukan ini, benar – benar menghasilkan solusi untuk menjawab keluhan masyarakat.

“Tidak lama lagi kita akan melaksanakan ibadah Ramadhan, kan tidak mungkin kita membiarkan warga kita kesusahan air, apalagi di bulan Ramadhan. Pada intinya kami DPRD serius terhadap masalah ini,”tegas Nasir Giasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *