Tak Kunjung Ditertibkan, Masyarakat Ancam Tertibkan Sendiri Aktivitas PETI Taluditi

POHUWATO, HARIANPOST.IDAktivitas pertambangan dengan menggunakan alat berat ekscavator di Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, ancam kelestarian hayati di wilayah tersebut.

Bahkan masyarakat juga mengeluhkan aktivitas yang semakin signifikan itu. Sebab, air yang merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat sekitar, keruh dan tercemar akibat aktivitas pertambangan.

Pemerintah Daerah, DPRD, dan Aparat Penegak hukum (APH) diminta tidak tutup mata dengan aktivitas tambang yang semakin marak. Masyarakat meminta Penegak hukum untuk menertibkan aktivitas tambang di Taluditi. Sebab kalau tidak, maka masyarakat sendirilah yang akan menertibkan aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang merusak lingkungan itu.

“Kalau ini tidak ditertibkan, izinkan kami dengan cara kami sendiri menertibkan aktivitas PETI di Taluditi. Akan kami palang jalan menuju tambang,” tegas massa aksi Barisan Rakyat Bergerak (Barak) menyampaikan orasi di depan DPRD Pohuwato.Senin, 21 Agustus 2023.

Mereka menyayangkan aktivitas PETI yang semakin marak. Padahal di Kecamatan Randangan terdapat proyek strategis Nasional,  Bendungan Randangan, yang dibangun untuk kepentingan masyarakat. Sayangnya, proyek strategis Nasional itu teracam cepat rusak akibat sedimentasi yang dibawah oleh air dari aktivitas pertambangan di Taluditi.

Saat menyampaikan aspirasi, massa aksi yang tergabung dalam Barisan Rakyat Bergerak (Barak) ini membawa cetakan foto aktivitas PETI yang memperlihatkan alat berat sedang melakukan aktivitas tambang di wilayah Taluditi. Mereka juga memperlihatkan gambar air di sungai Taluditi yang berwarna kecoklatan, dampak dari aktivitas itu.

“Air di sungai Taluditi sudah tercemar. Padahal air itu menjadi cadangan bagi masyarakat. Apalagi di musim panas seperti saat ini, masyarakat mengandalkan sungai untuk mencukupi kebutuhan akan air,” ungkap Massa aksi

Mereka pun mendesak Pemerintah, DPRD dan penegak hukum bertindak cepat. Sebelum terjadi dampak lingkungan yang semakin besar, ditambah lagi potensi konflik horizontal antara masyarakat dengan penambang Taluditi.