Rehabilitasi Jaringan Irigasi Berikan Dampak Kepada Petani, DPRD Pohuwato Carikan Solusi

POHUWATO, HARIANPOST.ID- Petani sawah di Kecamatan Buntulia dan Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato, terancam tak bisa melakukan penanaman selama dua musim ke depan.

Itu merupakan dampak rehabilitasi jaringan irigasi di Kecamatan Buntulia dan pekerjaan pintu klep di Kecamatan Duhiadaa. Petani pun menyambut baik pekerjaan tersebut. Toh pekerjaan ini juga akan memberikan dampak jangka panjang terhadap lahan pertanian di Kecamatan Buntulia dan Duhiadaa.

Hanya saja, DPRD Kabupaten Pohuwato mewanti Dinas PUPR Provinsi Gorontalo, sebagai penanggungjawab pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi dan pintu klep yang dibandrol dengan anggaran sekitar Rp 13 Milyar itu, untuk memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada petani. Agar nasib petani tidak terkatung – katung menunggu  pengerjaan tersebut.

DPRD Pohuwato menyadari betul rehabilitasi ini pastinya akan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat petani.  Karena itu, DPRD Pohuwato menggelar rapat gabungan Komisi, Selasa, 11 April 2023, di DPRD Pohuwato, guna menyikapi dampak rehabilitasi jaringan irigasi dan pekerjaan pintu klep.

Rapat ini dipimpin Wakil Ketua DPRD Pohuwato, Nirwan Due, didampingi  Beni Nento, Iwan Abay dan Yusuf Makuta. Serta dihadiri Dinas PU Pohuwato, Dinas Pertanian Pohuwato dan Ketua Kelompok Tani (Poktan) Kecamatan Buntulia dan Duhiadaa.

“Melalui rapat ini kita (DPRD) ingin mencarikan solusi atas kegundahan petani. Karena itu kita menghadirikan pemangku kepentingan untuk menyampaikan pemikiran, langkah apa yang harus diambil,” ujar Nirwan Due.

Dalam rapat ini ada dua hal yang berkembang. Pertama, para ketua kelompok mengusulkan tetap melakukan penanaman  di tengah pengerjaan jaringan irigasi. Akan tetapi, DPRD belum bisa memastikan apakah penanaman tersebut bisa dilakukan atau tidak. Sebab masih akan menunggu penyampaian tekhnis dari Dinas PUPR Provinsi Gorontalo.

Kedua, selama pekerjaan rehabilitasi jaringan rigasi, petani bisa melakukan penanaman. Namun bukan menanam padi, melainkan menanam varietas lain yang memungkinkan tetap tumbuh dalam kondisi yang kekurangan air.

Di sisi lain, jika penanaman varietas lain itu harus dilakukan, para petani meminta DPRD dan Dinas pertanian untuk menyiapkan benih dan alat mesin pertanian untuk menunjang hal tersebut.

Pada rapat ini, DPRD Pohuwato pun belum mengambil keputusan atas keinginan petani. Namun Nirwan Due memastikan pekan depan,  DPRD akan menghadirkan Dinas PUPR Provinsi Gorontalo dan Dinas Pertanian untuk mencari solusi bersama atas nasib petani.

“Kami menekankan kepada mereka wajib hadir. Kenapa ? supaya pelaksanaan proyek ini begitu ada pemenang tendernya  akan terarah sesuai harapan kita semua. Intinya, kehadiran mereka akan menjadi langkah solusi untuk kemudian pekerjaan ini bisa sukses,” tegas Nirwan Due.