Penyusunan Peta Pengendalian Inflasi Pohuwato Cerminkan Prinsip 4K

HARIANPOST (POHUWATO)– Tim pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Pohuwato menggelar rapat koordinasi (Rakor) roadmap pengendalian inflasi daerah periode 2022 – 2024.

Rakor yang dilaksanakan di ruang pola kantor Bupati itu dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Iskandar Datau yang juga selaku pelaksana harian TPID.

Rakor ini dihadiri Assisten Perekonomian dan Pembangunan, Fikri Adam, Kabag Perekonomian dan SDA, Sunu H.E. Suhandoko, para sekretaris dari Baperlitbang, Dinas Pertanian, Perikanan, Pangan, Perindagkop, Perhubungan, Sosial, PUPR , dan Kominfo serta di dampingi para kepala bidang (kabid) dari tiap-tiap OPD, Kamis, (3/2/2022).

Tujuan penyusunan roadmap pengendalian inflasi daerah ini sebagai pedoman pengendalian inflasi nasional dan daerah, sehingga menjadi dasar penyusunan program kerja TPID secara periodikal.

Evaluasi roadmap dan program kerja ke depan kata Iskandar, akan dilaporkan secara berkala kepada Presiden pada rakornas pengendalian inflasi, guna memastikan kesinambungan, sinkronisasi dan ketepatan program kerja TPID dengan karakteristik daerah.

“Saya berharap dengan adanya peningkatan – peningkatan konsumsi pangan dan juga kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan, dinas terkait selalu mengadakan monitoring harga bahan pokok. Juga dilakukan menitoring terhadap ketersediaan gas LPG di lapangan, karena semua itu adalah kebutuhan yang tinggi pada bulan ramadhan nanti,” harap Sekda

Sementara itu, Kepala bagian Perekonomian dan SDA, Sunu H.E. Suhandoko menambahkan, rapat penyusunan roadmap TPID ini dilakukan untuk menyusun roadmap yang akan menjadi acuan TPID Kabupaten Pohuwato dalam melaksanakan pengendalian inflasi selam 3 tahun kedepan periode 2022-2024.

“Roadmap yang disusun ini harus mencerminkan prinsip 4K dalam pengendalian inflasi. (K) pertama adalah ketersediaan pasokan, di mana pemerintah daerah harus menjaga ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, K kedua keterjangkauan harga, bagaimana kita harus berusaha menjaga harga-harga itu dalam kondisi wajar tidak terlalu tinggi,”terangnya

“Kemudian K ketiga yakni kelancaran distribusi, terakhir K keempat ialah komunikasi efektif, bagaimana kita memberikan informasi-informasi tentang ketersediaan pangan, harga, serta informasi lain, termasuk himbauan untuk lebih bijak dalam berbelanja. Apalagi menghadapi Ramadhan dan idul fitri biasanya orang berbelanja tidak pikir-pikir lagi, sehingga hal ini bisa memicu terjadinya kenaikan harga, olehnya diperlukan informasi baik berupa himbauan maupun selebaran kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanj aa,” jelasnya (Jid)