Pembebasan Lahan Bulango Ulu Belum Tuntas, Komisi I DEPROV Gorontalo Soroti Kinerja BPN Bone Bolango

GORONTALO – Harianpost.id– DPRD Provinsi Gorontalo soroti kinerja Badan Pertanahan Nasional ( BPN) Kabupaten Bone Bolango yang dinilai lambat dalam menyelesaikan persoalan pembebasan lahan untuk pembangunan waduk Bulango Ulu.

Akibatnya, keterlambatan pembebasan lahan tersebut berpengaruh terhadap pembangunan waduk Bulango Ulu.  Ketua Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo, A.W Thalib pun menyayangkan kinerja BPN Bone Bolango.

Ditambah lagi, saat Komisi I melakukan kunjungan kerja ke proyek bendungan Bulango ulu, Sabtu (04/06), tak dihadiri oleh pihak BPN Bone Bolango

“Kami kecewa,  di mana dari BPN Bone Bolango sendiri tidak hadir selaku penanggung jawab pembebasan lahan untuk pembangunan waduk,” ungkap A.W Thalib

Pekerjaan proyek ini sendiri sempat terhenti selama 6 hari dikarenakan adanya demonstrasi masyarakat. Hal ini kata A.W Thalib justru sangat merugikan, di mana satu pekerjaan yang seharusnya didorong percepatannya namun tiba-tiba terhambat.

Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo khawatir ketika ada pekerjaan-pekerjaan yang mendesak, tetapi kemudian lahan pembangunannya masih bermasalah dan belum tuntas.

“Tentunya ini sangat berpengaruh terhadap keterlambatan proyek tersebut. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bone Bolango sendiri agak lambat menyelesaikan persoalan tanah ini,” ungkap A.W Thalib

Karenanya dengan waktu yang diberikan, Komisi I khawatir, hal ini tidak selesai tepat waktu. Apalagi penlok yang diberikan akan berakhir di tahun 2023.

“Untuk progres sendiri masih mencapai 24 % lahan yang terbebaskan, masih kurang 76 % yang belum. Dan ini kita dorong upaya untuk percepatan,” tegasnya

“Jangan sampai di rapat dengar pendapat semua baik, tetapi kemudian di lapangan tidak sama seperti apa yang disampaikan,” tegasnya lagi mewanti -wanti BPN Bone Bolango

Sementara itu pihak satker pembangunan Bendungan balai wilayah sungai (Bws) Sulawesi ll, Marwansyah  menyampaikan, bahwa hambatan yang dihadapi oleh pihaknya adalah, sebagian dari areal lahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi, saat ini masih dalam proses pembebasan lahan.

” Alhamdulillah berkat dukungan masyarakat juga walaupun sebagian lahan belum bebas tetapi karena dukungan dari mereka juga maka kita tetap masih bisa beroperasi sambil menunggu pembebasan lahan mereka,” terang Marwansyah

Kendala kedua ungkap Marwansyah di mana dalam pekerjaan ini pihaknya harus berdampingan bersama masyarakat yang melewati pekerjaan proyek ini.

“Seharusnya masyarakat itu lewat di jalan atas yang nantinya kita melihat Spot yang bisa dilewati sesuai lahan yang sudah dibebaskan. Kita akan bangun jalan di situ agar supaya tidak terganggu pekerjaan juga untuk menjaga masyarakat dari marabahaya dalam pekerjaan itu sendiri,” pungkasnya (Tr-1).