Oleh : Kepala Bidang PIKP Kominfo Gorut, Uhar Muksin, M.Pd
Kepemimpinan yang paling penting melibatkan soft skill daripada pengetahuan teknis atau pengalaman baik dalam industri swasta maupun pemerintahan.
Sifat-sifat seorang pemimpin sangat penting untuk kita jelajahi,
Mengapa,?
Karena dengan mengetahui sifat kepemimpinan baik diri kita sendiri maupun orang lain, paling tidak, kita akan dapat mengidentifikasi idealnya seorang pemimpin.
Jika mengutip dari halaman “store Sirclo” ada sembilan sifat kepemimpinan yang perlu ada dalam diri seorang pemimpin diantaranya; bertangung jawab, kemampuan komunikasi yang baik, percaya diri, memiliki emosional yang stabil, berani mengambil resiko, empati, percaya diri, mampu mengorganisasikan orang lain, dan punya motivasi” (https://store.sirclo.com/blog/sifat-sifat-seorang-pemimpin/)
Pertanyaanya.,?
Apakah sembilan point itu dapat kita implementasikan dalam diri kita?
Implementasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KUBI) yang disusun oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional yang diterbitkan oleh Balai Pustaka (2002), bermakna: pelaksanaan, penerapan.
Kaitanya dengan Kepemimpinan,
Kepemimpinan adalah “the ability of an individual to influence, motivate, and enable others to contribute toward the effectiveness and success of the organizations of which they are members” (Robert J. House, 2004).
[Terj: “kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain untuk memberikan sumbangan bagi efektivitas dan keberhasilan organisasi dimana mereka adalah anggotanya.”]
Melirik uraian implementasi-sifat-sifat-kepemimpinan tentu hal ini merupakan kebutuhan dasar bagi sosok pemimpin ideal;
Mengapa,?
Karena Kepemimpinan bukanlah sebuah posisi ataupun jabatan yang diberikan, melainkan pada sebuah proses pembelajaran dan praktek.
Kepemimpinan adalah sebuah proses yang akan membentuk seorang pemimpin dengan karakter dan watak sebagai berikut: jujur terhadap diri sendiri (integrity), bertanggungjawab secara tulus (compassion), memiliki pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication).
Sumber kualitas kepemimpinan yang harus diimplementasikan dalam praktek kepemimpinan sehari-hari tersebut berbeda dari sumber yang menjadikan seseorang menjadi “pemimpin formal” yang resmi (pejabat pemerintah).
“Pemimpin” dan “pejabat” merupakan dua konsep yang berbeda dan terpilah, namun saling berkaitan satu dengan yang lain.
Seorang “pemimpin” sejati akan melandaskan sikap perilakunya pada sumber-sumber kualitas kepemimpinan tersebut, sementara “pejabat” hanya akan sekadar melandaskan praktek kepemimpinannya pada sumber kewenangan formal, yaitu jabatannya.
Namun, seorang pejabat dapat mempelajari dan mempraktekkan kualitas kepemimpinan yang baik, sebagaimana dimiliki oleh “pemimpin” hebat terdahulu.
Uraian ini tentu membuat saya merasa tertarik.,karena kita dilahirkan sebagai sosok pemimpin.
Dan minimal kita diharapkan dapat mempimpin diri sendiri, keluarga dan apalagi bagi kita saat ini masih diberi kepercayaan oleh Sang Khalik Maha Kuasa yang semisal diantara kita ada yang menduduki jabatan sebagai publik pigur baik itu Kepala Desa, Camat, Eselon II, III, IV dan fungsional khusus dalam pemerintahan,
Tentu pandangan ini perlu kita miliki dan belum lagi jika ini untuk pemimpin Daerah di Kabupaten Kota, Provinsi dan bahkan pemimpin Negara, maka pasti terkandung makna dan harapan besar didalamnya.
Olehnya pesan singkatnya adalah, lebih tajamlah melihat mana dan bagaimana menjadi sosok pemimpin ideal.