GORONTALO- Harianpost.id- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Gorontalo melakukan Memorandum of Understanding (MOU) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Gorontalo, terkait pengelolaan sampah limbah menjadi cuan.
Ketua Kadin Provinsi Gorontalo, Vera Verial mengatakan kerja sama Kadin bersama BNN Provinsi Gorontalo, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang menjadi desa binaan dari BNN itu sendiri.
“Dalam waktu dekat ini kami akan langsung mengimplementasikan di dua desa binaan BNN Provinsi Gorontalo, yaitu di kabupaten Bone Bolango, desa Boludawa dan desa Bubeya, dimana kita akan ajarkan untuk mengelola sampah limbah agar bisa produktif dan menghasilakan cuan,” kata Vera Verial bertempat di kantor BNN Provinsi Gorontalo, Jumat (3/6).
Masing-masing dari desa tersebut kata Vera ada 15 orang untuk melakukan binaan pembuatan batako Fly ash dan bottom ash yang nantinya kami akan kirim ke PLN untuk dilatih.
“Setelah dari disitu langsung kembali ke desa ya masing-masing untuk pembuatan bahan tersebut,” kata Vera
Fly ash dan bottom ash sendiri, yaitu limbah yang dihasilkan dari PLTU anggrek itu adalah Batubara.
“Kita berfikir bagaimana limbah tersebut bisa menjadi nilai ekonomis yaitu menjadi batu bata bisa jadi paving blog, Pot bunga serta bisa jadi gorong-gorong penangkal ombak. Kami sudah mencobanya 1 batako itu ditimpah kekuatannya sampai 25 ton kekuatannya” tutur Vera
Kadin Gorontalo memang memfokuskan limbah, mau limba Batubara atau limbah apapun itu kami akan mengubahnya menjadi cuan.
“Mengubah sampah menjadi nilai ekonomis dengan sistem manejemen sampah ziro, kalau sekarang itu banyak sekali sampa dari rumah tangga, hotel dan restoran limbah-limbah itu nantinya difungsionalkan oleh manejemen sampah masaro” pungkasnya.
Sementara Kepala BNN Provinsi Gorontalo, Ir.Brigjen Pol Sukandar mengatakan bahwa peran dari kadin sangat membuka peluang pemasaran serta pelatihannya, sehingga nantinya masyarakat yang sudah dilatih dan dapat memproduksi barang-barang apa yang sudah pernah dibuat lalu bisa dipasarkan
“Saya berharap agar kiranya setelah pelatihan dibuat tidak selesai begitu saja, harus ada tindaklanjut atau pengembangan lebih jauh lagi, kalau masyarakat bisa melihat peluang yang menghasilkan uang tentunya mereka akan fokus disitu dan akan menghindari narkoba itu sendiri” kata Sukandar.(Tr-01)