HARIANPOST(Pohuwato)– Pagi baru saja menampakkan wajahnya. Perahu-perahu nelayan masih terparkir rapi di depan rumah-rumah penduduk yang dibangun diatas permukaan air laut. Namun beberapa darinya mulai menghidupkan mesin perahu dan pergi melaut.
Di bagian sudut pemukiman rumah penduduk, tempat kami menginap, pria berambut pirang sedang mengecek alat perlengkapan untuk menyelam bersama Bupati Pohuwato dan Vokalis legendaris Kaka SLANK.
Bupati Syarif Mbuinga baru saja keluar dari kamar nomor lima dan langsung menuju kedalam kamar kecil. Sementara ibu-ibu tengah menghidangkan sarapan pagi untuk para penyelam, sebelum menuju pulau karang dan Pulau Lampu.
Dua pulau itu adalah tempat yang akan dituju oleh para penyelam pada hari ini, Rabu (27/01). Mereka menyebut dua pulau ini sebagai kota bawah laut yang tersembunyi di Kabupaten Pohuwato. Bahkan Bupati Syarif Mbuinga yang pernah menyelam di sekitar dua pulau itu, berani bilang kalau keindahan bawah lautnya tidak kalah indah dari Bunaken dan Raja ampat.
Waktu sudah menunjukaan pukul 07.00 Wita. Tiga buah speed boad telah menunggu di depan tempat kami menginap. Dua diantaranya akan dinaiki oleh penyelam, sementara satunya lagi akan dinaiki oleh para petugas medis.
Kaka Slank, pria berambut Gondrong itu telah masuk kedalam speed Boad. Disusul Bupati Syarif dan para penyelam lainnya. Dua speed boad itu melaju kencang meninggalkan kami yang pergi dengan menggunakan speed boad milik tenaga medis.
Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 20 menit, kami tiba di pulau pertama yakni pulau karang. Disana tak ada satu tumbuhan pun yang hidup. Pulau karang, adalah sebuah pulau kecil yang memang disana kita tidak akan menemui pasir dan batu, yang adalah hanyalah karang yang bertumpuk membentuk satu pulau.
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana pulau ini terbentuk. Namun yang jelas, keindahan pulau karang membuat siapa saja yang melihatnya berdecap kagum. Ikan-ikan kecil dan karang-karang yang indah nampak terlihat jelas, saat kami pertama kali melangkahkan kaki di pulau itu.
Sementara Bupati Syarif, Kaka Slank dan penyelam dengan menggunakan dua speed boad tadi, tidak berada di pulau itu.Mereka langsung menuju pulau lampu dan bertemu hiu yang telah menunggu disana.
Dari Pulau Karang dan menuju pulau lampu, dapat ditempuh dengan waktu kurang dari 30 menit dengan mennggunakan speed boad. Di tempat ini, pekarangan indah dan ikan kecil yang bermain di sekitarnya menjadi pemandangan yang tidak boleh untuk tidak di abadikan.
Karang-karang di sekitar pulau lampu terjaga dengan baik, tak heran banyak spesies ikan yang nyaman hidup disana. Pulau ini memang jarang di jamah oleh para nelayan. Sebab selain tempatnya yang agak jauh, pulau ini juga memiliki cerita mitos yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat Bajo Torosiaje.
Kembali ke penyelam. Kaka slank telah siap dengan peralatan selamnya, begitupun Bupati Pohuwato dan penyelam lainnya. Satu-persatu diantara mereka mulai menceburkan dirinya kelautan yang biru itu.
Dalam-semakin dalam menyelam, suasana semakin gelap. Karang-karang yang indah dan ikan kecil berwarna-warni tak ingin melewatkan kesempatan bertemu para penyelam, mereka pun tengah asik bermain disekitar para penyelam yang menyusuri keindahan lautan di Pulau Lampu Torosiaje.
Jauh kedalam lautan, kawanan Hiu mulai nampak terlihat. Beberapa penyelam mengabadikan momen yang indah itu. Kaka slank pun mengaku takjup.
” Itu setiap turun, ketemu Hiu. Gua kalau selalu diving terus ketemu Hiu, gua selalu beranggapan ini laut berarti masih sehat. Karena kan Hiu itu didalam rantai makanan dia yang paling atas.Kalau rantai makannya paling atas masih banyak berarti rantai makanan kebawah juga masih banyak,” Ungkap Kaka, saat menceritakan pengalamannya menyelam selama dua hari bersama Bupati Pohuwato di perairan Pohuwato.
Selama ini kata Kaka, banyak penyelam yang ingin bertemu Hiu, selalu memilih Morotai sebagai tempat penyelaman. Namun dengan ditemukannya spot di Pohuwato, menurut dia dapat dijadikan destinasi shark diving di Indonesia.
Dirinya pun memberikan pesan kepada Nelayan di Pohuwato supaya menjaga keindahan bawah laut yang ada di Pohuwato, dan tidak melakukan Bom ikan yang merusak keindahan karang-karang yang hidup di dalamnya.
Disamping itu Kaka juga mendorong masyarakat Indonesia untuk tidak takut berwisata, asalkan tetap menjaga protokol kesehatan guna menghindari penyebaran pandemi Covid-19.
” Gua juga pengen liatin ke orang-orang kalau gua berani traveling ditengah pandemi, karena gua berusaha untuk disiplin protokol kesehatan. Jangan takut keluar. karena kalau kita takut keluar akhirnya pariwisata kita yang menjadi andalan Indonesia juga terdampak,” Pesan Kaka Slank
Tidak hanya sampai disini, Kaka juga berjanji kedepan ia akan kembali ke Pohuwato dan bermain bersama para Hiu.
Sementara itu Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga mengaku senang atas kadatangan Kaka Slank yang juga duta Hiu Indonesia, dan menyelam bersama menyusuri keindahan bawah laut Pohuwato.
Meskipun mengaku senang, Syarif juga tak mampu menyembunyikan kesedihannya. Lantaran keindahan dan potensi bawah laut Pohuwato itu baru bisa ditemukannya di penghujung pemerintahannya sebagai Bupati Pohuwato dua periode.
“Dalam benak saya selalu terpikir seperti itu. Tetapi, kaitan dengan komitmen kedaerahan, apapun saya akan selalu mencurahkan dan memberikan perhatian, tidak harus di dalam jabatan. Karena saya adalah bagain dari daerah ini. Saya tidak akan berhenti,”Ungkap Bupati Syarif Mbuinga. (D.01)