HARIANPOST (Pohuwato)– Sinar jingga menampakkan keindahannya pada sore itu, menyinari rumah-rumah warga suku Bajo Popayato yang dibangun di atas permukaan air laut.
Sebuah perahu nelayan dengan membawa tiga penumpang di dalamnya sudah akan berlabuh di pelataran daratan. Waktu sudah menunjukan pukul 17.28 Wita. Puluhan masyarakat tengah menunggu di Pelataran Desa Torosiaje pada Selasa (26/01) sore.
Beberapa darinya berbisik-bisik.
“Kaka Slank sudah dalam perjalanan, sedikit lagi tiba,” Bisik Pria berbaju abu-abu kepada rekannya.
Sementara ibu-ibu dengan menggunakan daster hijau tengah menyiapkan handphone genggam untuk mengabadikan kedatangan vokalis band legendaris Indonesia itu.
Akhadi Wira Satriaji atau lebih akrab disapa Kaka,Pria kelahiran Jakarta 10 Maret 1974 itu memang dikabarkan akan datang ke Pohuwato.
Namun kehadirannya bukan untuk melakukan konser musik. Melainkan, kedatangan vokalis berambut gondrong ikal itu untuk menyelam bersama kawanan ikan Hiu yang ada di perairan Popayato, Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Tak berapa lama, dua mobil hitam tiba di pelataran. Seseorang berbadan tegak mulai turun dari mobil itu. Ia adalah seorang petugas kepolisian yang ditugaskan mengawal perjalanan Kaka Slank.
Dari dalam mobil, pria berambut gondrong memakai masker dan topi. Pria itu tidak lain adalah vokalis legendaris yang di bicarakan oleh masyarakat tadi. Ia turun dan mulai berjalan menuju dermaga, tempat perahu nelayan berlabuh.
Disana, sebuah speed boad berwarna kuning telah menunggu. Satu-persatu alat perlengkapan menyelam pun mulai di naikan kedalam speed boad, Kaka dan sejumlah pria lainnya naik ke atas speed Boad, dan setelahnya speed Boad itu pun melaju ke bagian sudut pemukimann penduduk suku bajo,Desa Torosiaje, di penginapan yang memang telah di siapkan.
Dari kejauhan, sejumlah pria tampak bersiap menyambut kedatangan Kaka slank. Satu diantara pria tersebut, adalah Bupati Kabupaten Pohuwato Syarif Mbuinga.
Syarif Mbuinga dan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Kabupaten Pohuwato-lah yang pertama kali menemukan spot penyelaman di Torosiaje, Pohuwato, yang di dalamnya tedapat banyak Ikan Hiu.
Kabar itu lantas sampai terdengar ditelinga vokalis Kaka slank. Dia memang suka menyelam dan dia juga adalah duta Hiu Indonesia. Maka tak heran, ditengah kesibukannya menjadi juri di Indonesia Idol, Kaka tetap menyempatkan waktu untuk datang ke Pohuwato.
Sementara dibagian sudut penginapan, sejumlah petugas medis telah bersiap untuk melakukan pemeriksaan. Hal ini dilakukan guna memastikan semua penyelam dalam kondisi baik dan terbebas dari pandemi Covid-19.
Kaka kemudian menuju kedalam kamarnya. Tak berapa lama ia keluar lagi dan bertanya kepada pria berbadan tegak yang tengah duduk di samping pintu.
” Dimana masjidnya ya ? Boleh antar saya kesana ?” Tanya Kaka
Pria berbadan tegak itu pun bersama Kaka dan penyelam lainnya menuju ke Masjid melaksanakan sholat Maghrib. Lepas maghrib, Kaka bersama Bupati dan penyelam lainnya kembali ke penginapan.
Tiga ibu-ibu bersama dua lelaki bujang mulai mempersiapkan makan malam. Satu-persatu hidangan malam di tata dengan rapi ke atas meja.
Angin sepoy-sepoy berhembus dengan tenang. Sejuk sangat sejuk. Riuh ombak yang menghantam tiang penyangga rumah penduduk menjadi alunan penghibur kami di malam itu, usai menyantap makan malam.
Kaka slank duduk diantara para penyelam berhadapan dengan Bupati Syarif Mbuinga. Semua tampak asik bercengkrama. Seorang pria berjanggut, badan berisi, tampak malu-malu tatkala rekannya meminta ia menyanyi dihadapan vokalis slank dan dihadapan Bupati Syarif Mbuinga.
Suasana makin seru. Gitar mulai dipetik, lagu dinyanyikan, semua ikut berdendang.
Malam makin larut, hembusan angin mulai merayu Bupati Syarif Mbuinga, Kaka Slank dan lainnya untuk segera berlabuh ke pulau kapuk. Suasana menjadi tenang.
Waktu menunjukan pukul 01.13 Wita. Seorang pria keluar dari kamarnya, ia duduk di atas bangku tepat berada di depan kamarnya. Angin berhembus makin kencang, dan bulan tampak indah memancarkan keindahnnya yang memantul kelautan.
Pria itu tengah duduk sendiri. Wajahnya terlihat sedih, ia tak mampu menyembunyikan kesedihan itu. Pria itu adalah Syarif Mbuinga, Bupati Pohuwato dua periode yang tak lama lagi akan memasuki masa purna. (D.01)