Hadapi PSU dan Pilkada, Dedy Hamzah – Wahyudin Moridu Baiknya Bangun Kesepakatan

Mahkamah Konstitusi (MK) memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) DPRD Provinsi Gorontalo di Daerah pemilihan (Dapil) 6 Gorontalo, Boalemo – Pohuwato.

Keputusan MK tersebut menandakan bahwa calon anggota DPRD Provinsi Gorontalo, baik yang terpilih maupun tidak, pada pemilu 14 Februari 2024, akan berkompetisi lagi dalam PSU. Ini juga menjadi peluang bagi caleg yang tidak terpilih kemarin untuk mencoba peruntungan agar dipilih masyarakat. Sebaliknya, PSU tersebut juga menjadi ancaman bagi caleg yang telah terpilih pada pemilu lalu.

Di sisi lain, saat ini baik penyelenggara dan partai politik tengah disibukkan dengan tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang mulai berjalan. Untuk Pilkada Boalemo sendiri,nama Dedy Hamzah menjadi salah satu bakal calon Bupati dari PDIP yang digadang-gadang maju pada Pilkada Boalemo. Sementara berdasarkan keputusan MK itu, maka Dedy yang juga caleg DPRD Provinsi Gorontalo terpilih ini mau tidak mau harus menyiapkan dirinya untuk mengikuti PSU.

Jika Dedy Hamzah benar-benar ingin maju pilkada Boalemo, maka sebaiknya Dedy Hamzah lebih fokus mempersiapkan diri ke pilkada Boalemo di banding harus mencurahkan energi dan sumber daya untuk PSU.

Toh, bila Dedy terpilih kembali dalam PSU, dia juga tetap harus mundur dari anggota DPRD Provinsi Gorontalo karena harus maju Pilkada 2024. Karena itu, sebaiknya Dedy harus membangun komitmen dengan kerabatnya Wahyudin Moridu, yang juga sama – sama caleg DPRD Provinsi Gorontalo. Seperti diketahui pada hasil pemilu lalu, langkah Wahyudin untuk menuju puncak botu masih terhenti.

Pada hasil Pileg 14 Februari 2024, Wahyudin Moridu memperoleh suara terbesar ke tiga di PDI-P, meskipun hasil tersebut tidak membuat Wahyudin meraih kursi di DPRD Provinsi Gorontalo. Tapi dengan adanya keputusan PSU, membuka peluang Wahyudin untuk merebut kursi parlemen puncak botu tersebut.

Untuk itu, Dedy dan Wahyu harus bertemu membahas langkah-langkah politik. Artinya, Dedy akan lebih fokus ke Pilkada Boalemo, sementara Wahyulah yang nantinya menggantikan Dedy di puncak Botu.

Tiga periode duduk di DPRD Provinsi Gorontalo, dengan perolehan suara yang terus mengalami peningkatan pada setiap pileg, itu menunjukkan bahwa Dedy Hamzah memiliki basis massa yang militan dan sudah teruji.

Dengan dukungan Dedy Hamzah, pastinya akan lebih memudahkan langkah bagi Wahyudin Moridu untuk duduk di DPRD Provinsi Gorontalo. Sebaliknya di Pilkada Boalemo, Wahyudin Moridu juga harus berjuang memenangkan Dedy Hamzah, biar kedunya sama – sama untung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *