POHUWATO, HARIANPOST.ID- Kasus kematian bayi asal Popayato belum lama ini karena diduga akibat kelalaian tenaga kesehatan Puskesmas Popayato, jadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pohuwato.
Lewat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan menghadirkan keluarga bayi, Kepala Dinas Kesehatan Fidi Mustafa, Kepala Puskesmas, Dokter dan bidan yang menangani pasien bayi, serta menghadirkan Dokter spesialis anak dr. Dian, DPRD Pohuwato ingin mendalami kasus meninggalnya bayi di Popayato tersebut dengan mendengarkan keterangan dan penjelasan dari pihak – pihak terkait. Senin, 13 Mei 2024 di DPRD Pohuwato.
RDP ini dipimpin langsung Ketua DPRD Pohuwato Nasir Giasi dan dihadiri sejumlah anggota DPRD Pohuwato. Dalam RDP tersebut, Nasir meminta keterangan dari tenaga kesehatan (Nakes) Puskesmas Popayato yang menangani pasien ibu melahirkan sampai pada proses persalinan dan kelahiran bayi tersebut.
Kepada DPRD, Nakes Puskesmas Popayato ini menjelaskan bahwa dari pemeriksaan yang telah dilakukan kepada bayi, bayi tersebut dalam kondisi baik. Hanya saja bayi yang baru dilahirkan itu lahir dengan kondisi berat badan lahir rendah atau BBLR, 2,3 Kg.
Secara medis menurut dr Dian, bayi yang terlahir dengan kondisi BBLR ini harus segera mendapatkan penanganan khusus. Sayangnya, Dokter jaga Puskesmas Popayato yang melakukan pemeriksaan terhadap bayi tersebut tidak melakukan konsultasi dengan dirinya. Dokter jaga ini pun beralasan belum mengetahui SOP penanganan, lantaran baru bertugas di Puskesmas Popayato.
Setelah mendengarkan keterangan nakes dan penjelasan Dokter spesialis anak Pohuwato itu, Ketua DPRD Pohuwato Nasir Giasi pun berkesimpulan bahwa ada indikasi kelalaian terhadap penanganan bayi yang telah meninggal dunia itu.
Ia pun menegaskan, bahwa RDP ini tidak bersifat kasuistik, akibat meninggalnnya bayi asal Popayato itu saja. Melainkan RDP ini digelar agar Pemerintahan SMS yang memiliki visi terhadap kesehatan ini bisa memperhatikan betul pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
“Kita menggelar RDP ini agar tidak ada lagi bayi – bayi lain yang meninggal dunia akibat kelalaian penanganan oleh nakes,” kata Nasir Giasi menegaskan
Seiring dengan hal tersebut, berdasarkan RDP yang dilakukan itu DPRD Pun menyampaikan sejumlah rekomendasi atas meninggalnya pasien bayi asal Popayato.
“Kami meminta IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan IBI ( Ikatan Bidan Indonesia) segera mengaudit masalah ini. Begitupun Dinas Kesehatan segera melakukan langkah serius terhadap masalah ini,” tegas Nasir Giasi
Langkah tersebut kata Nasir harus segera dilakukan. Karena dalam kasus ini ada indikasi kelalaian yang dilakukan oleh nakes Popayato sehingga menyebabkan kematian pada bayi.
“Ada indikasi yang kami temukan, ada kesalahan terhadap penanganan bayi ini. Kita pun memberikan rekomendasi, Kalau perlu ada sanksi terhadap mereka yang melakukan kelalaian tersebut,” jelas Nasir Giasi