HARIANPOST (Kota Gorontalo)- Tradisi tumbilo tohe merupakan tradisi yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat di Gorontalo pada setiap bulan ramadhan. Tradisi tumbilo tohe atau pasang lampu itu biasanya dilaksanakan pada malam ke-27 ramadhan.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama. Maka tidak heran, setiap ramadhan tradisi ini selalu dinantikan oleh masyarakat. Bahkan tradisi tersebut selalu mengundang para wisataan mancanegara untuk datang berkunjung ke Gorontalo.
Namun dalam dua tahun terakhir, tradisi tumbilo tohe tidak meriah sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya tidak lain adalah karena pandemi Covid-19. Pada ramadhan tahun ini, Pemerintah Daerah kembali mengeluarkan edaran bahwa festival tumbilo tohe tidak akan dilaksanakan.
Hal ini tentu membuat masyarakat merasa sangat kecewa. Namun mereka pun menyadari bahwa keputusan tersebut harus dilakukan guna memutus penyebaran pandemi Covid-19.
Di sisi lain, akibat tidak dilaksanakannya festival tumbilo tohe juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan pedagang lampu botol.Salah satu pedagang, Gutni Samauna kepada harianpost.id, Selasa (04/05), mengaku dirinya tidak lagi mendapatkan hasil penjualan seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Saya menjual lampu botol itu 1.000 rupiah perbotol. Dan kalau beli banyak bisa digratiskan satu. Misalnya 6 lampu botol itu hanya bisa dibeli dengan harga 5.000 rupiah. Saat ini hasil yang saya dapatkan itu turun drastis,”ungkap Gutni Sama Una.
Tidak hanya Gutni, pedagang lampu botol lainnya, Rita, juga turut merasakan hal yang sama. “pendapatan saya sudah tidak seperti dulu. Sudah berkurang yang membeli,”ungkap Rita
Sementara itu, Lina Lamusu, penjual lampu botol yang biasa berjualan di jl. Jaksa Agung Suprapto Kota Selatan, Kota Gorontalo ini mengaku lampu botol yang dijualnya sering kehabisan karena diborong oleh pembeli.
“Alhamdulillah banyak yang beli. Meskipun festival tumbilo tohe tidak dilaksanakan masih banyak masyarakat yang beli lampu botol,”ungkapnya. (F. Hasania)