Belum Rampung Dibangun Jalan Paguyaman – Tabulo Mulai Retak, Pelaksana Salahkan Tanah

BOALEMO, HARIANPOST.ID- Proyek pembangunan jalan Paguyaman – Tabulo di Kabupaten Boalemo dapat sorotan tajam. Belum juga rampung, jalan yang dibiayai dari APBN dengan anggaran Rp 83,7 Miliar itu sudah mengalami keretakan di sejumlah titik.

PT. Tri Sandy Yudha sebagai pelaksana pembangunan jalan melalui pelaksana lapangan Aldi Arafa mengklaim bahwa keretakan tersebut bukan masalah serius. Ia menyebutnya sebagai bagian dari proses kerja dan menyalahkan tanah subgrade yang lembek.

Bukan karena kekeliruan teknis, dia menyebut  kondisi tanah sebagai biang keroknya terjadinya keretakan pada jalan yang sedang dibangun tersebut.

“Itu memang terjadi di beberapa titik, mungkin karena tanah subgrade-nya yang lembek. Tapi itu hal biasa. Kami open traffik, lihat titik lemah, baru nanti lanjut ke lapisan dua dan tiga,” dalih Aldi saat dikonfirmasi, Selasa (15/7/2025).

Pernyataan tersebut dapat tanggapan warga Boalemo. Nanag Syawal menganggap jawaban pelaksana itu sebagai bentuk pembelaan yang lemah. Terlebih, tidak ada penjelasan teknis mendetail terkait metode pemadatan tanah atau pengawasan geoteknik di lapangan. Yang muncul justru kesan bahwa proyek sebesar ini dijalankan dengan pendekatan asal jadi.

Nanang Syawal secara tegas mengecam sikap pelaksana proyek yang dianggap cuci tangan dari tanggung jawab teknis.

“Mereka lempar kesalahan ke tanah, padahal ini murni kesalahan perencanaan dan pengawasan. Kalau tahu tanahnya lembek, kenapa tidak dipadatkan dulu? Ini proyek negara, bukan uji coba!” tegas Nanang.

Ia menilai, retaknya jalan di tahap awal adalah sinyal serius buruknya kualitas pekerjaan. Alih-alih diselesaikan dengan transparan dan bertanggung jawab, pihak kontraktor justru berlindung di balik alasan-alasan normatif yang tidak masuk akal.

“Yang mereka sebut sebagai metode kerja itu justru pemborosan uang negara. Jalan diaspal, dibiarkan rusak dulu, baru diperbaiki? Itu bukan strategi, itu kegagalan manajemen konstruksi,” lanjutnya.

Nanang pun meminta perhatian langsung dari Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), agar meninjau proyek ini dan mendengar langsung keluhan masyarakat.

“Kami harap Pak AHY bisa datang dan buka mata terhadap kondisi proyek-proyek nasional yang dikerjakan seenaknya di daerah, khususnya di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. Ini bukan hanya soal jalan, ini soal tanggung jawab terhadap uang rakyat,” harap Nanang.