Warga Terdampak Banjir Pohuwato Capai 4.532 Jiwa

POHUWATO, HARIANPOST.ID- Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Pohuwato, Ahad  malam,  sampai Senin, 27 Maret 2023 Kemarin, mengakibatkan sejumlah wilayah di daerah tersebut terdampak banjir.

Tidak  hanya merendam rumah milik warga, banjir juga merendam sarana peribadatan, sarana pendidikan serta lahan pertanian milik warga.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPBD Pohuwato, Selasa, 28 Maret 2023,  ada lima Kecamatan di Pohuwato yang terdampak banjir. Yakni Kecamatan Popayato Barat, Kecamatan Popayato, Kecamatan Popayato Timur, Kecamatan Lemito, dan Kecamatan Taluditi.

Popayato Barat

Di Popayato Barat, total 366 Kepala Keluarga  (KK) atau 1.179 jiwa terdampak banjir yang terbagi di 7 desa. Desa Molosipat Utara 15 KK, 53 jiwa, Desa Molosipat 45 KK, 163 jiwa, Desa Persatuan 7 KK, 21 jiwa, Desa Padengo 85 KK, 262 jiwa, Desa Dudewulo 168 KK, 513 jiwa, Desa Butungale 35 KK, 130 jiwa. Desa Tunas Jaya 11 KK, 37 jiwa.

Di Desa Dudewulo, Banjir juga merendam dua Masjid dan Sarana Pendidikan MTS Al Khairat, serta 5 ternak sapi milik warga hanyut terbawa banjir. Di Desa Padengo, banjir merendam Rumah Dinas Dokter dan eks Puskesmas Popayato Barat. Di Desa Persatuan tanggul dengan panjang 20 Meter rusak, serta di Desa Tunas Jaya, akibat banjir  sarana pendidikan SDN 06 Tunas Jaya terancam rusak.

Popayato

Di Kecamatan Popayato, ada 3 Desa yang terdampak banjir. Desa Telaga, 345 KK, 1.082 jiwa, Desa Dambalo 263 KK, 829 jiwa, Desa Tunas Harapan 194 KK, 582 jiwa. Total warga yang terdampak di Kecamatan Popayato 802 KK, 2.493 jiwa

Popayato Timur

Banjir di Kecamatan Popayato Timur juga berdampak kepada warga di 5 Desa. Desa Milangodaa 86 KK, 305 jiwa, serta merendam satu sarana peribadatan, gereja. Di Desa Marisa 58 KK, 184 jiwa, Desa Londoun 27 KK, 87 jiwa, Desa Tahele 13 KK, 50 jiwa, Desa Bunto 44 KK, 187 jiwa.

Lemito

Banjir akibat curah hujan tinggi juga mengakibatkan Desa Lomuli Kecamatan Lemito terdampak banjir. Di Desa ini ada 14 KK, 47 jiwa yang terdampak.

Taluditi

Di Kecamatan Taluditi, hujan dengan intensitas tinggi  juga  berdampak terhadap pertanian milik warga Desa Makarti Jaya. Di mana berdasarkan laporan BPBD, sedikitnya ada 6,74 Ha semangka, 4,5 Ha jagung, 0, 50 Ha rica dan 0.25 Ha melon milik 17 petani ikut terdampak.

Pemerintah Kabupaten Pohuwato pun langsung bertindak cepat melakukan upaya penanganan terhadap sejumlah wilayah yang terdampak banjir tersebut.

Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga dengan didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, (BPBD) Pohuwato, Abdul Mutalib Dunggio, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Senin kemarin langsung turun meninjau sejumlah titik yang dilaporkan terdampak banjir.

Kepala BPBD Abdul Mutalib Dunggio menyebut penyebab banjir di sejumlah wilayah ini disebabkan curah hujan yang tinggi.

“Penyebab banjir ini karena cuaca ekstrem. Tidak hanya di Pohuwato, namun beberapa daerah lainnya di Gorontalo juga dalam kondisi yang sama,” kata Abdul Mutalib saat ditemui di ruang kerjanya

BPBD Pohuwato sendiri kata dia, dalam beberapa waktu ke depan akan terus melakukan identifikasi terhadap dampak pasca banjir. Bahkan hari ini petugas BPBD kata Abdul Mutalib, di samping sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan juga tetap akan melakukan penanganan di Desa yang terdampak banjir

“Hari ini kami akan melakukan penanganan di Desa Bunto dan juga ada beberapa rumah milik warga yang tertimpa pohon di Wanggarasi Barat. Kita akan upayakan hari ini ada bantuan yang bisa kita berikan kepada pemilik rumahya.Kita BPBD hanya sebatas membantu bahan bangunannya,” terangnya lagi

Baru dilantik Februari 2023 lalu sebagai Kepala BPBD Pohuwato, Abdul Mutalib Dunggio diketahui saat ini tengah mengawal anggaran penanganan pasca bencana di Pemerintah pusat. Ia berharap anggaran tersebut bisa terealisasikan untuk penanganan pasca bencana seperti bencana banjir yang saat ini sedang dialami Kabupaten Pohuwato.

Kepada masyarakat ia juga menghimbau agar dalam beberapa waktu ke depan tetap waspada terhadap bencana susulan. Mengingat kondisi Pohuwato akhir – akhir ini masih dalam kondisi ektrem.

“Di Pohuwato ini banyak masyarakat kita yang tinggal di lereng gunung, nah ini ada potensi bencana banjir dan juga longsor. Karena itu sebagai Pemerintah Daerah saya berharap kepada masyarakat selalu waspada karena kondisi alam yang masih seperti ini, kemudian juga menghindari pepohonan yang sewaktu –waktu roboh dan menimpa rumah milik warga,” himbaunya.