POHUWATO, HARIANPOST.ID- Aktivitas pertambangan dengan menggunakan alat berat di Pohuwato, Gorontalo, semakin menjadi. Tidak hanya beraktivitas di wilayah pertambangan Hulawa dan Dengilo, eksploitasi pertambangan di Pohuwato ini pun mulai melebar ke wilayah Popayato.
Eksploitasi pertambangan ini mejadikan sungai sebagai lokasi untuk melakukan aktivitas pertambangan. Padahal sungai yang memisahkan antara Kecamatan Popayato dan Kecamatan Popayato Timur itu, menjadi cadangan sumber air bersih bagi masyarakat di dua Kecamatan tersebut.
Aktivitas pertambangan dengan menggunakan alat berat di Popayato ini dilakukan di wilayah hutan Km 18. Sementara tak jauh dari wilayah tersebut, tepatnya di Km 13, terdapat bak penampung air yang mengaliri air bagi masyarakat di dua Kecamatan itu, termasuk masyarakat desa terapung Torosiaje.
Pertambangan di Popayato ini mulai marak 2023 lalu. Namun kini mulai beraktivitas lagi. Hal tersebut diketahui dari seorang pekerja tambang yang bekerja di wilayah pertambangan, Sudin Rahman (54) warga Desa Butungale, Popayato Barat.
Sudin bekerjasama dengan pemilik alat berat untuk melakukan aktivitas pertambangan. Namun, Sudin mengalami kecelakaan di lokasi pertambangan yang membuat lengan kanannya mengalami luka robek. Sayangnya, pemilik alat berat yang mengajak Sudin bekerjasama itu tidak bertanggungjawab atas insiden yang dialami Sudin.
“Kami sudah upaya hubungi, menyampaikan kondisi orang tua kami, tapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda itikad baik. Kami hanya minta tanggugngjawabnya. Orang tua kami bekerja di sana karena diajak,” kata Fenly Mantulangi, anak Sudin, Jum’at, 3 Mei 2024.
Merasa keberatan dengan sikap pemilik alat berat pertambangan tersebut, pihaknya kata Fenly akan melaporkan pemilik alat berat tersebut ke Polisi.
“Kami rencana akan melaporkan ini ke Polsek Popayato Barat,” kata Fenly