POHUWATO, HARIANPOST.ID– Ada yang menarik dalam aksi yang digelar pemilik lahan menuntut ganti rugi di DPRD Pohuwato siang tadi. Kamis, 14 September 2023. Di mana dalam aksi tersebut, masyarakat pemilik lahan menguasai kursi di ruang Rapat Paripurna DPRD Pohuwato.
Tidak hanya menduduki kursi DPRD, pemilik lahan ini juga menduduki kursi dan meja pimpinan DPRD beserta palu sidangnya. Masyarakat pemilik lahan terlihat sempat emosi, lantaran tidak ada anggota DPRD yang datang menemuinya untuk menuntut janji pembayaran lahan tembang oleh perusahaan pertambangan.
Setelah beberapa waktu menunggu, masyarakat pemilik lahan ini ditemui oleh Ketua Komisi III Beni Nento, Febriyanto Mardain, Iwan Abay dan Suryaharto Polumulo. Meskipun sudah ditemui anggota DPRD, para pemilik lahan ini belum memulai audiens, sebab menunggu kedatangan Ketua DPRD Pohuwato.
Sembari menunggu kedatangan Ketua DPRD, Kepada masyarakat, Beni Nento menyampaikan bahwa terkait pembayaran lahan oleh pihak perusahaan, Ketua DPRD Pohuwato dan Bupati Pohuwato telah melakukan upaya serius dengan melakukan pertemuan bersama pihak perusahaan. Namun, penyampaian Beni itu tidak mendapatkan sambutan baik dari masyarakat. Mereka bahkan meminta Beni untuk tidak mengambil forum rakyat tersebut. Sebab mereka hanya ingin mendengarkan penyampaian Ketua DPRD Pohuwato yang masuk dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Melihat situasi forum yang mulai memanas, Beni pun tidak melanjutkan pembicaraan itu. Lepas Beni, anggota DPRD Suryaharto Polumulo pun mengambil corong dan memulai percakapan lagi dengan masyarakat pemilik lahan.
Dalam dialog itu, Suryaharto bahkan menyebut nama Bupati. Sebelum melakukan dialog dengan masyarakat, dirinya bercerita pagi tadi sempat berkomunikasi dengan Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga. Dalam komunikasi itu kata Suryaharto, dia meluapkan kekecewaannya kepada Bupati yang tidak melibatkan masyarakat dalam pertemuan dengan pihak perusahaan.
“Sebenarnya ini bukan ranah saya untuk menyampaikan atas nama eksekutif atau atas nama Pemerintah. Tapi ingat, ini (pernyataan) bisa dipegang,” kata Suryaharto memulai percakapan dengan pemilik lahan
“Saya sempat berkomunikasi dengan beliau bapak Bupati. Terlepas dari eksekutif, beliau bapak Bupati adalah pimpinan saya di Partai Gerindra. Dengan hati yang berat saya telepon beliau, karena sampai hari ini beliau jadi bidikan semua pihak. Kenapa bapak ambil sikap yang seakan – akan lepas tanggungjawab ? Saya sedikit naik tensi tadi pagi,” kata Suryaharto menceritakan percakapannya dengan Bupati Saipul Mbuinga.
Dalam komunikasi itu cerita Suryaharto, ia lantas mempertanyakan kepada Bupati mengapa tidak melibatkan masyarakat pemilik lahan saat melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan dan Ketua DPRD Pohuwato, bertiga saja. Padahal sesuai komitmen, meminta kepada Forkopimda untuk memediasi penambang bertemu secara langsung dengan pihak perusahaan.
“Malah sangat menjengkelkan, saya ulangi. Sangat menjengkelkan, kemarin pagi setengah delapan terjadi dialog terjadi musyawarah bukan di rumah dinas Bupati, tetapi di rumah dinas Ketua DPRD. Pimpinan kami ini ya,” ungkap Suryaharto
Menjawab pertanyaan itu, Bupati kata Suryaharto, menyampaikan bahwa pertemuan bertiga antara Bupati, ketua DPRD Pohuwato dan pihak perusahaan terpaksa dilakukan karena melihat situasi Pohuwato yang sudah emergency (gawat).
“Saya ( Bupati) sudah harus segera melakukan musyawarah dengan pimpinan tingkat atas. Tapi yang datang ternyata pak Boyke ( Dirut PT PETS). Jadi sekarang ini saya harus ke Jakarta. Dan barangkali pimpinan DPRD mau ikutan, tapi saya tidak apa sekarang sudah berangkat atau tidak,” kata Suryaharto menceritakan jawaban Bupati kepada dirinya dalam percakapan telepon.
Kepada masyarakat yang menempati ruang Paripurna, ia terus menceritakan hasil pembicaraannya dengan Bupati. Namun belum selesai bicara ia langsung dipotong oleh koordinator aksi. Bahkan koordinator aksi ini memberikan pernyataan menohok kepada politisi Partai Gerindra itu.
“Jangan merepresentasikan diri Ayah ( Suryaharto) sebagai bapak Bupati. Kedua, Se emergency apa ini Pohuwato, sehingga Bupati tidak ketemu dengan kami. Ketiga, selain bapak Bupati yang bicara, kami tidak percaya,” ungkap Koordinator aksi
Pernyataan itu langsung ditanggapi Suryaharto. Namun baru saja mulai bicara, ia sudah disoraki oleh masyarakat yang jenuh dan tidak ingin lagi mendengarkan penjelasan, selain penjelasan Bupati dan Ketua DPRD Pohuwato.
Meskipun terus mendapat sorakan, Suryaharto terus memberikan penyampaian kepada masyarakat. Menariknya, dalam situasi yang memanas itu sejumlah aleg terlihat pergi meninggalkan Suryaharto yang terus bicara.Alhasil ia pun duduk sendiri dan sesekali melakukan gimmick.
“Hello..hello… tinggal saya sendiri yang duduk di sini eh..,” ungkapnya sambil senyum-senyum kecut.
Tak berhenti di situ, masyarakat yang kesal ini lantas mengusir Surya Harto dari kursi pimpinan DPRD, yang terletak di depan kursi anggota DPRD lainnya. Ia pun pergi, sambil sesekali melakukan gimmick berpura – pura pergi sebelum akhirnya dirinya meninggalkan kursi DPRD Pohuwato.