Sikap Golkar di Pilkada Pohuwato “ Tidak Melawan”

PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Pohuwato Tahun 2024, boleh jadi pilkada yang tidak mudah bagi Golkar Pohuwato. Internal Golkar memang sedang tidak baik – baik saja. Apalagi dengan mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi ketua Umum Golkar.

Jelas, dinamika yang berkecamuk di internal Golkar juga akan berimplikasi pada sikap Golkar di pilkada serentak Tahun 2024. Termasuk, sikap Golkar di pilkada Pohuwato.

Situasi saat ini memang kurang menguntungkan bagi Golkar Pohuwato. Apalagi Golkar Pohuwato saat ini tengah berada dalam satu poros kecil untuk mengusung Bakal Calon Bupati dan Wakil bupati Pohuwato Suharsi Igirisa – Ibrahim T. Sore, bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Tapi, sebagai partai yang punya track record baik terhadap setiap perhelatan pilkada, situasi hari ini tidak akan melemahkan Golkar dalam mengambil sikap. Golkar tetap akan tampil berkompetisi, namun bukan untuk melawan.

Bagi Golkar Pohuwato, tidak ada istilah melawan. Demokrasi di Pohuwato tidak akan sehat, kalau rival politik dianggap sebagai lawan. Golkar lebih senang menyebut rivalnya itu adalah kawan dalam berdemokrasi.

Golkar Pohuwato tidak mengenal kata “lawan” dalam politik. Sebab, diksi “lawan” acap kali dimaknai dengan keliru. Sikap politik Golkar di pilkada Pohuwato, tidak akan melawan. Tapi, hadir untuk memberikan pilihan terhadap masyarakat, selayaknya pesta demokrasi.

Dalam beberapa kesempatan, Ketua Golkar Pohuwato Nasir Giasi kerap menyebut, akan membangun nuansa romantis di pilkada Pohuwato. Romantis juga dimaknai sebuah sikap mesra. Jika dicermati dalam konteks politik, kata “Romantis” yang kerap disebut Nasir, adalah sebuah sikap untuk membangun nuansa politik yang sehat, mesra, penuh cinta dan jauh dari politik kebencian.

Jika demikian, maka harusnya, politik romantis yang digaungkan Nasir harus di-Aminkan. Artinya, meskipun berbeda sikap politik, berbeda pilihan, tidak membuat antara yang satu dengan yang lain terpecah-belah.

Pilkada Pohuwato harus dibuat romantis, agar masyarakat pemilih pun disuguhkan dengan kompetisi politik yang sehat. Tak perlu ada intrik – intrik politik yang menjatuhkan rival politik. Nuansa politik Pohuwato harus ditumbuhkan dengan politik gagasan bukan gas-gasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *