POHUWATO, HARIANPOST.ID – Bupati Kabupaten Pohuwato, Saipul Mbuinga, Kamis kemarin melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) di dua perusahaan pembeli jagung di Kecamatan Paguat.
Hal itu dilakukan Saipul Mbuinga untuk menyikapi keluhan petani ihwal harga jagung yang tidak stabil dan adanya dugaan tindakan permainan harga jagung lewat pengukuran kadar air.
Bersama OPD, Saipul mendatangi PT. Seger Pangan Sejahtera (SPS) dan PT Ceres Agro Indonesia. Saat ini, dua perusahaan yang didatangi Saipul itu membeli jagung dengan harga yang berbeda. Jagung kering di PT SPS saat ini hargannya di kisaran Rp. 4.400/Kg. Sedangkan PT Ceres Agro Indonesia, di kisaran harga Rp.4.350/ Kg.
Saat ini, petani jagung di Pohuwato mulai memasuki masa panen. Kata Saipul, dirinya tidak ingin saat musim panen tiba, jagung milik petani malah dibeli dengan harga yang tidak wajar daripada harga seharusnya.
“Kami ingin memastikan harga jagung itu tidak dipermainkan, karena itu bisa merugikan petani. Kita sudah datangi perusahaan pembeli, dan Alhamdulillah saat ini harga jagung sedang baik,” ujar Saipul Mbuinga
Datangi perusahaan pembeli, Saipul pun turut melakukan pengukuran langsung terhadap kadar air yang terkandung dalam jagung yang dibeli dua perusahaan tersebut. Dengan menggunakan sampel jagung yang sama, Saipul melakukan pengukuran kadar air di alat pengukur berbeda. Alat pengukur kadar air milik Pemerintah Daerah dan juga dibandingkan hasilnya dengan alat ukur yang dipakai perusahaan pembeli jagung.
Dalam pengukuran kadar air jagung di PT SPS dengan menggunakan sampel jagung yang sama, menunjukan bahwa hasil kadar air dengan menggunakan alat pengukur kadar air milik perusahaan, lebih besar daripada kadar air jagung yang diukur dengan menggunakan alat milik pemerintah daerah.
Di mana, angka kadar air yang diukur dengan alat perusahaan di angka 22 persen. Sedangkan dengan sampel jagung sama yang diukur menggunakan alat pengukur milik Pemerintah Daerah di angka 20 persen kadar air.
Menanggapi hal itu, Pimpinan Cabang PT SPS Yogi Iskandar menyampaikan bahwa pengukuran kadar air yang dilakukan itu menggunakan dua alat pengukur (tester) dengan tipe berbeda. Sehingga hasil yang ditampilkan pun pastinya berbeda.
Namun dia memastikan bahwa alat yang digunakan oleh PT. SPS adalah alat ukur yang sudah didaftarkan pada Pemerintah Daerah lewat OPD terkait ,serta telah melalui proses tera atau pengujian alat uji.
“Dari pihak perusahaan, kami memastikan bahwa alat – alat yang kami gunakan sudah terdaftar dan sudah ditera (baca : uji) di Dinas terkait, kita pun sudah punya sertifikat,” ucap Yogi Iskandar
Terkait permainan harga yang dikeluhkan petani kata Yogi, pihaknya memastikan tidak ada permainan harga yang dilakukan PT SPS. Baik dari jembatan timbang masuknya jagung sampai pada proses tester kadar air, semuanya dilakukan secara jujur menggunakan alat ukur yang telah diuji dan didaftarkan.
Lebih lanjut Yogi menjelaskan, untuk harga pembelian jagung di perusahaannya di angka Rp 4.400/Kg. Di PT SPS, jagung yang akan dipotong harganya adalah jagung dengan kadar air 17.1 persen ke atas.
“Jagung hari ini (12 September 2024) di harga Rp 4.400/Kg untuk jagung kering. Kalau kita, kering itu di angka kadar air 17.0 ke bawah. Kalau kadar airnya 17.1 ke atas itu ada potongan kadar air. Jadi, semakin dia basah potongan airnya semakin besar dan hargannya berubah,” terang Yogi
Sementara, pengukuran kadar air dengan menggunakan alat pengukur berbeda juga dilakukan di PT Ceres Agro Indonesia. Dengan menggunakan sampel jagung sama, hasil kadar yang ditunjukkan juga menghasilkan angka yang berbeda.
Setelah membandingkan hasil kadar air dengan menggunakan dua alat berbeda itu, Saipul pun mengingatkan kepada perusahaan untuk melakukan pengukuran kadar air secara terbuka kepada petani dengan disaksikan langsung petani. Sehingga kata Saipul, tidak ada petani yang dibohongi dengan hasil pengukuran kadar air, yang hanya dilakukan perusahaan tanpa disaksikan langsung oleh petani atau penjual jagung ke pihak perusahaan.
“Pihak perusahaan harus terbuka. Pengukuran kadar air kita kita minta dilakukan secara terbuka. Jangan sampai petani atau penjual hanya disodorkan hasil pengukuran kadar air tanpa dilibatkan untuk melihat langsung pengukuran kadar air itu,” tegas Saipul mewanti perusahaan
Dia pun berharap, dengan membandingkan hasil pengukuran kadar air ini, petani dan penjual jagung akan memahami dan tidak lagi khawatir dengan tindakan permainan harga beli jagung yang dilakukan oleh perusahaan jagung.