HARIANPOST (POLITIK)- Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Gorontalo pada 2024 mendatang menjadi kontestasi politik yang paling dinantikan. Sejumlah partai pun nampak mulai mempersiapkan kader terbaiknya untuk dijagokan pada kontestasi politik tersebut. Salah satunya partai Golkar.
Meskipun Pilgub baru akan dihelat pada tahun 2024, namun partai berlambang pohon beringin ini telah menyiapkan lima kader terbaiknya sebagai bakal calon Gubernur Gorontalo. Golkar punya mekanisme sendiri dalam menentukan siapa kader yang bakal mewakili Golkar di Pilgub.
Golkar selalu berpedomen pada elektabilitas bakal calon yang ditempuh melaui survei. Karena itu lima kader Golkar, Syarif Mbuinga, Marten Taha, Idah Syahidah, Roem Kono dan Tonny Uloli harus kompetitif memperkenalkan diri ke masyarakat untuk mempengaruhi tingkat elektabilitas agar bisa mendapat rekomendasi Golkar.
Namun belakangan disebut-sebut, Golkar memiliki alternatif untuk memasangkan kedua kadernya, Marten Taha dan Syarif Mbuinga untuk berlaga pada pilgub mendatang. Keduanya memiliki basis masa yang telah teruji.
Terbukti, di barat Provinsi Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Syarif Mbuinga berhasil memenangkan hati masyarakat yang memberikannya amanat untuk memimpin Kabupaten Pohuwato selama dua periode. Syarif pun telah berhasil menunaikan amanat itu dengan sangat paripurna.
Sementara Marten Taha pun demikian. Saat ini dirinya tengah menyelesaikan tugasnya sebagai Walikota Gorontalo untuk periode kedua. Karena itu, memasangkan keduanya di Pilgub adalah alternatif yang harus dilakukan Golkar.
Marten pun tak keberatan dengan hal itu. Bahkan dirinya sangat menyambut baik apabila Golkar memasangkan dua kadernya pada Pilgub mendatang. Toh kata Marten, dirinya pernah berkaca pada pemilihan Walikota yang memasangkan dua kadernya dan berhasil tampil sebagai pemenang.
“Kalau memang jelas bahwa kami berdua memiliki elektabiltas yang tinggi sesuai mekanisme yang dilakukan, ya kenapa tidak ? dan itu lebih baik. Selama ini juga apa yang saya lakukan di Kota Gorontalo, periode pertama saya Golkar – Golkar, periode kedua saya Golkar – Golkar,” ujar Marten dalam kunjangan silaturahmi ke pengurus DPD II Golkar Pohuwato, Senin (27/12) kemarin di Sekretariat DPD II Golkar Pohuwato.
“Artinya, sekalipun dari partai yang sama tapi kalau mendapatkan kepercayaan dari masyarakat saya kira Insya Allah kita bisa. Saya yakin kalau saya dengan Pasisa Syarif dipasangkan Insya Allah terwujud apa yang dicitakan kader dan masyarakat Gorontalo,” terang Marten Taha
Sementara itu, Ketua DPD II Golkar Pohuwato Nasir Giasi menyampaikan bahwa DPD II Golkar Pohuwato akan selalu memberikan ruang yang sama memfasilitasi lima kader Golkar yang diberikan tugas berdasakan hasil rapat kerja daerah (Rakerda) untuk mensosialikasi diri ke masyarakat.
Meskipun demikian, Nasir menegaskan bahwa dalam musyawarah daerah (Musda) DPD II Golkar Pohuwato hanya merekomendasikan nama Syarif Mbuinga sebagai satu-satunya kader Golkar untuk dicalonkan pada pemilihan Gubernur.
“Namun keputusan akhir siapa yang akan direkomendasikan Golkar di Pilgub itu ada di DPD I Golkar Gorontalo setelah menempuh cara- cara survei yang menjadi pedoman partai Golkar,” terang Nasir.
Namun apabila nanti keputusan akhir, partai Golkar akan memasangkan kedua kadernya pada Pilgub, maka DPD II Golkar Pohuwato kata Nasir akan siap mendukung dan memenangkan kader yang diusung tersebut.
“Kalau dipasangkan Golkar – Golkar maka tidak masalah. Ketika Golkar memenuhi syarat untuk mengusung, kemudian ada sokongan koalisi dan sebagainya, saya kira lima orang yang didorong partai Golkar ini adalah calon – calon mumpuni yang layak menjadi Gubernur,” ucap Nasir Giasi. (Jid)