POHUWATO, HARIANPOST.ID- Meskipun jaringan irigasi yang menjadi sumber air bagi persawahan milik petani di Kecamatan Buntulia dan Duhiada’a, Kabupaten Pohuwato, tengah ditutup untuk direhabilitasi, namun banyak petani di dua kecamatan tersebut tetap memilih menanam padi.
Sebelumya, DPRD Pohuwato bersama Dinas Pertanian (Distan) Pohuwato telah memberikan dua pilihan kepada petani sawah itu. Pertama, petani tetap bisa menanam padi,namun air dari irigasi tersebut ditutup awal Juni 2023. Kedua, petani diberikan pilihan untuk beralih komoditi selama proses rehabilitasi dilakukan.
Dari dua pilihan tersebut, banyak petani yang bersikukuh menanam padi. Berdasarkan data yang dipaparkan Dinas pertanian pada Rapat Dengar Pendapat (RDP), Senin, 12 Juni 2023 di DPRD Pohuwato, lahan persawahan milik petani yang ditanami padi pada proses rehabilitasi ini ada 217, 5 Hektare (ha).
Jaringan irigasi Taluduyunu telah ditutup sejak awal Juni 2023. Masalah mulai bermunculan. Para petani mulai mengeluhkan persawahannya yang mulai mengering. Beberapa petani telah berinisiatif mencari mesin pompa air untuk mengaliri air ke sawahnya. Sementara lainnya mengaku kesulitan untuk memperoleh mesin pompa air tersebut.
Dalam RDP yang dipimpin Niran Due dan Yusuf Makuta itu, petani ini pun meminta Dinas Pertanian dan DPRD untuk memberikan solusi agar mereka bisa memperolah mesin pompa air. Hasilnya lewat rapat ini, Dinas Pertanian siap memfasilitasi mesin pompa air itu.
“Alhamdulillan Dinas Pertanian sudah meng-iya-kan, kaitan dengan kebutuhan alkon (mesin pompa air). Tetapi beberapa kelompok lainnya masih akan diupayakan,” kata Nirwan Due
Di sisi lain dalam RDP terkait nasib petani itu, DPRD Pohuwato dbuat kecewa dengan tidak hadirnya Kepala Dinas Pertanian Kamri Alwi. Bahkan bukan hanya sekali. Kepala Dinas Pertanian ini kata Nirwan sering tidak hadir bila diundang DPRD.
“Kami berharap dalam setiap rapat perlu dihadiri Kepala Dinas dalam rangka pengambilan kebijakan.Tentu kami juga kecewa tidak hadirnya Kepala Dinas,” harap Nirwan Due.