BONE BOLANGO, HARIANPOST.ID- Program pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bone Bolango, Ismet Mile – Risman Tolingguhu (IRIS), benar – benar membuat paslon lain ketar – ketir.
Tidak heran, paslon IRIS kini mulai disentil paslon lain dengan menyampaikan bahwa program paslon IRIS tidak realistis.
Menyikapi pernyataan tersebut, salah satu ketua peguyuban mahasiswa di Bone Bolango, Fahrul Wahidji menilai kritik tersebut terlalu ke kanak- kanakan, sekaligus ketidakmampun paslon lain dalam mengimbangi program paslon IRIS.
“Saya melihat serangan seperti ini menunjukkan ketidakmampuan mereka menjual nama paslon atau calon bupatinya sendiri, sehingga terpaksa menyerang program dan bahkan individu dari pihak lain. Ini tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat,” ujar Fahrul Wahidji. Senin, 14 Oktober 2024.
Bicara program, IRIS dengan programnya bantuan sapi menurut dia bukanlah program omong kosong.
Program ini merupakan pengembangan dari kebijakan yang pernah sukses dilaksanakan oleh Ismet Mile saat menjabat sebagai Bupati Bone Bolango pada periode 2005-2010.
Kala itu, Ismet dikenal dengan julukan “Si Gembala Sapi”, karena program “Sapi untuk Rakyat” berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan.
“Kritik yang menyebut program ini tidak realistis mengabaikan fakta sejarah bahwa program serupa pernah dijalankan dengan baik dan menjadi ciri khas Pak Ismet. Sebaliknya, program ini justru menunjukkan keberanian untuk melanjutkan kebijakan yang sudah terbukti bermanfaat,” tambah Fahrul.
Fahrul juga mengecam serangan terhadap Fanly Katili, pengacara dari pasangan IRIS, yang dinilai bersifat personal dan tidak relevan dengan substansi kampanye. Fahrul menilai tindakan tersebut sebagai upaya melemahkan lawan politik dengan cara yang tidak konstruktif.
Seiring dengan hal tersebut, Fahrul mengajak semua pihak untuk fokus pada isu-isu yang relevan dan program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia menyarankan agar pendukung paslon lain tidak hanya menyerang program kompetitor, tetapi juga memberikan solusi konkret untuk masalah yang dihadapi oleh masyarakat Bone Bolango.
“Kita seharusnya mengedepankan gagasan dan program yang pro-rakyat. Kampanye bukanlah ajang untuk menjatuhkan lawan secara pribadi, melainkan kesempatan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat melalui kebijakan yang realistis dan dapat diimplementasikan,” tutup Fahrul.