Molo’opu Camat Sumalata Timur

GORUT, HARIANPOST.ID- Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu, menghadiri prosesi adat Molo’opu Camat Sumalata Timur, Nurhayati Wunati, Jumat (18/08/2023).

“Perlu kami sampaikan bahwa sebenarnya di dalam struktur atau tata kemasyarakatan di Gorontalo, itu penghargaan terhadap kaum perempuan atau ti mbui itu sebenarnya lebih tinggi dari laki-laki,” ucap Thariq Modanggu.

Menurutnya, penyebutan jabatan dalam bahasa Gorontalo yang selalu menggunakan kata sandang “Ti” di depan jabatan, berlaku juga bagi nama perempuan.

“Artinya kedudukan perempuan dalam struktur kemasyarakatan lebih tinggi. Secara semiotik itu artinya dalam tata kemasyarakatan dan tata adat Gorontalo, perempuan itu ditinggikan derajatnya,” tutur Thariq Modanggu.

Diakui Thariq, ini merupakan kali pertama dirinya memberikan “Tahuda” kepada seorang perempuan sebagai wuleya lo lipu pada pelaksanaan prosesi adat Molo’opu.

“Saya menyampaikan hal ini bukan berarti menggarami lautan, tetapi sudah beberapa kali kita melaksanakan to’opu ini, baru kali ini saya memberi tahuda kepada mbui, sebagai wuleya lo lipu,” kata Thariq Modanggu.

“Makanya saya mulai ini, artinya kedudukan wuleya lo lipu itu bukan kedudukan secara fisik, walaupun wuleya itu bermakna punggung atau tulang punggung, dan lipu itu negeri. Artinya, camat sebagai wuleya lo lipu tidak berarti karena perempuan tidak kuat. Nilainya bukan karena soal fisik, tapi kepada penerapan empat hal yang disampaikan tadi,” tandas bupati.

Diketahui, prosesi adat Molo’opu yang digelar di kediaman Camat Nurhayati Wunati itu, dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Suleman Lakoro, Ketua DWP Gorontalo Utara, Ketua Lembaga Adat, Thamrin Yusuf, Para Pimpinan OPD, para pemangku adat, mantan Camat Sumalata Timur, Ais Yusuf, Para Kepala Desa (kades) se-Kecamatan Sumalata Timur dan juga masyarakat. (Adv)