GORUT, HARIANPOST.ID- Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu menghadiri kegiatan prosesi adat Molo’opu Camat tolinggula, Tony Abas, bertempat di Rumah Dinas Camat Tolinggula, Senin (21/8/23).
Dalam hati, Bupati Thariq Modanggu menyampaikan pesan penting penyelenggaraan prosesi adat Molo’opu, yakni pengukuhan yang ditegaskan dengan kata-kata “Maa Wuleya Lo Lipu Ito”.
Dalam struktur adat Gorontalo, terdapat empat struktur yaitu Ta’uwa, Sikili Da’a, Wuleya Lo Lipu, dan Ta’uda’a.
“Dari keempat struktur ini yang melekat kata lipu itu Wuleya Lo Lipu. Kalau ta’uwa cukup disampaikan sebagai ta’uwa. Begitupun dengan Sikili Da’a dan Ta’uda’a. Dan secara nilai Wuleya Lo Lipu adalah seorang tulang punggung negeri. Oleh sebab itu dari seluruh jajaran eselon III yang dilantik hanya camat yang memiliki wilayah,” jelas Thariq Modanggu.
“Karena kedudukannya yang tinggi, maka urutan sesudah pengukuhan itu Tadiya, Po’ela dan yang terakhir adalah Tahuli,” imbuhnya.
Thariq juga menguraikan urutan sesudah pengukuhan, yaitu Tadiya, Po’ela dan Tahuli. Pada pengukuhan sebagai Wuleya Lo Lipu diharapkan agar memiliki sifat empat anasir, yakni tanah, air, api dan angin.
“Ini sebagai pertanda ada sifat-sifat kehidupan yang harus diemban seorang wuleya lo lipu.
Dan seorang wuleya lo lipu diharapkan memiliki sifat empat Anasir itu,” tandas Thariq.
Dari empat hal yakni pengukuhan, tadiya, po’ela dan tahuli, Bupati berharap agar hal itu dapat diamalkan dan dilaksanakan, sehingga Kecamatan Tolinggula akan lebih baik dan lebih maju. (rls/Adv)