POHUWATO,HARIANPOST.ID- Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga bersama Pimpinan dan Anggota DPRD Pohuwato datangi lokasi pertambangan Kilometer (KM) 18 Popayato,Jum’at, 24 Januari 2025.
Upaya itu dilakukan untuk menyikapi keluhan masyarakat Popayato dan Popayato Timur, ihwal air sungai yang kotor akibat aktivitas pertambangan dengan menggunakan alat berat di wilayah hulu.
Belasan Kilometer menuju ke dalam hutan, Bupati bersama Pimpinan dan Anggota DPRD Pohuwato itu, menempuh jalan penuh medan terjal. Titik pertama yang di datangi adalah KM 16 Popayato. Di sana, Bupati bersama Parlemen Panua itu berjumpa puluhan masyarakat yang diketahui berprofesi sebagai ojek untuk wilayah tambang.
Titik ini menjadi titik pertama yang didatangi. Lantaran KM 16 ini merupakan titik bertemunya dua sungai yang bermuara ke pemukiman warga Popayato dan Popayato Timur.
Memang dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat di dua wilayah tersebut kerap mengeluhkan air sungai yang kotor. Padahal air sungai tersebut merupakan sumber kehidupan yang dimanfaatkan warga untuk kehidupan sehari – hari.
“Ini merupakan hari kedua kita DPRD Pohuwato dan Bupati di Popayato untuk menindaklanjuti keluhan warga terkait air kotor yang diduga akibat aktivitas tambang,”ujar Ketua DPRD Pohuwato Beni Nento
Hasilnya, benar bahwa KM 18 Popayato menjadi lokasi pertambangan yang berdampak pada keruhnya air sungai yang dimanfaatkan warga. Bupati dan DPRD Pohuwato dalam kunjungan itu kekeuh ingin mendatangi langsung wilayah Pertambangan Tanpa Izin (PETI). Namun karena kondisi hujan, jalan becek, sehingga mobil yang ditumpangi tidak dapat menuju ke lokasi.
Bahkan Bupati dan Parlemen Panua sempat ingin mendatangi lokasi dengan berjalan kaki. Namun menurut warga yang barusaja tiba dari lokasi PETI, mereka menyampaikan bahwa butuh waktu berjam-jam, untuk tiba dilokasi PETI.
Dengan mempertimbangkan cuaca dan waktu tempuh, Bupati dan Parlamen Panua pun memutuskan untuk menghentikan perjalan di camp KM 18. Namun berdasarkan penuturan warga dapat disimpulkan bahwa memang benar ada aktivitas PETI di KM 18.
Bahkan saat itu, juga terdapat pihak Kepolisian Polres Pohuwato yang datang untuk menertibkan alat berat yang digunakan di lokasi PETI KM 18.
“Ada pihak Kepolisian yang datang untuk menertibkan alat berat. Dan kami sangat mengapresiasi itu,”ucap Beni Nento
Selanjutnya kata Beni, hasil turun lapangan antara Parlemen Panua dan DPRD Pohuwato akan ditindaklanjuti lewat sebuah rekomendasi bersama. Di mana rekomendasi ini nantinya akan menjadi solusi untuk keluhan air kotor yang selama ini diaspirasikan warga Popayato.