POHUWATO, HARIANPOST.ID – Tanaman kakao di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, adalah komoditi yang sangat potensial untuk dikembangkan labih jauh. Bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi petaninya, namun pengembangan komoditi kakao juga menjadi bagian dari komitmen untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Adalah Burung Indonesia yang terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung petani kakao di Pohuwato. Burung Indonesia sesuai mandatnya bertujuan melestarikan ekosistem penting bagi burung dan keanekaragaman hayati, mendukung upaya pemerintah daerah untuk mengelola ekosistem darat dan laut secara berkelanjutan, termasuk mendorong praktek pertanian berkelanjutan di Pohuwato.
Saat ini, Burung Indonesia sedang menjalankan program budidaya kakao berkelanjutan di 11 desa, Kabupaten Pohuwato, sebagai pengembangan dari program sebelumnya yang sudah dimulai sejak tahun 2018. Seiring dengan hal tersebut, Selasa, 24 Juli 2024, Burung Indonesia menggelar konsultasi dengan melibatkan banyak pihak untuk membicarakan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Pohuwato.
Kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Kerja Marisa, Burung Indonesia itu dihadiri Managemen Burung Indonesia Adi Widyanto, yang hadir dalam jaringan (Daring), Kepala Baperlitbang Pohuwato Irfan Saleh yang juga hadir lewat daring, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Kepala – Kepala Desa di desa binaan Kecamatan Taluditi dan Wanggarasi, serta petani – petani binaan Burung Indonesia.
Tujuan Konsultasi Pertanian Berkelanjutan
Kegiatan konsultasi para pihak pertanian ini bertujuan untuk memahami dinamika permasalahan terkait pertanian berkelanjutan, menghimpun komitmen para pihak dalam mendukung pengembangan kakao berkelanjutan dan mengidentifikasi peluang sinergi atau integrasi program dengan pihak – pihak terkait dalam mendorong praktek pertanian berkelajutan.
Managemen Burung Indonesia Adi Widyanto dalam forum ini menyampaikan bahwa kakao di Pohuwato sangat potensial untuk dikembangkan. Dia melihat, petani kakao di Pohuwato khususnya di Kecamatan Taluditi memilki semangat dalam mengembangkan komoditi kakao.
Di sisi lain, saat ini harga pasar kakao sedang dalam kondisi bagus. Sehingga petani kakao harus memanfaatkan momentum tersebut. Apalagi permintaan kakao terus naik, sebagai bahan baku produk – produk.
Namun dia juga mengingatkan petani ihwal pertanian berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Pada banyak kasus, pembukaan perkebunan baru yang membabat hutan tanpa disadari akan berimplikasi pada keanekaragaman hayati dan juga menimbulkan bencana, seperti banjir.
“Hilangnya habitat kawasan hutan bisa membuat satwa kehilangan rumahnya. Sehingga satwa akan hidup berbaur dengan manusia. Akibatnya, saat ini mulai ditemukan penyakit yang sebelumnya hanya ditemukn di satwa kini juga ditemukan di manusia,” kata Adi
Sejalan dengan hal itu, Burung Indonesia kata dia memiliki komitmen untuk menjaga pertanian tetap dalam koridor berkelanjutan, bagi alam juga bagi petani – petaninya.
“Lewat program ini kita berharap ada peningkatan kesejahteraan petani di samping itu kawasan hutan tetap terjaga,” urainya
Pertanian Berkelanjutan Dorong Produktifitas Petani
Pengembangan program pertanian berkelanjutan dengan komoditi kakao yang sedang dijalankan Burung Indonesia pada dasarnya bertujuan mendorong petani lebih produktif. Pohuwato sendiri merupakan daerah yang masyarakatnya mayoritas bekerja sebagai petani.Tapi, pendapatan ekonomi petani masih menjadi tantangan yang masih perlu mendapatkan perhatian serius.
“Kita di Pohuwato kan mayoritas petani. Tetapi, pendapatan yang baik masih menjadi tantangan. Kemudian kita juga ingin secara spesifik, kakao ini punya produk yang produksinya berkelanjutan, baik volume, kualitas dan juga punya akses ke pasar internasional, “ ujar Patmasanti, Gorontalo program coordinator
Burung Indonesia meyakini dengan tekhnik pertanian berkelanjutan, secara signifikan akan berkontribusi terhadap lingkungan. Baik secara langsung terhadap produktifitas, perbaikan lahan tanah maupun perlindungan keanekaragaman hayati.
Dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan, Burung Indonesia menyadari pentingnya peningkatan kapasitas Sumber daya petani kakao itu sendiri. Petani cenderung melakukan praktek pertanian tanpa memahami tekhnik budidaya yang baik. Ini menjadi hal penting dan perhatian Burung Indonesia.
“Bagi kami peningkatan kapasitas menjadi titik awal untuk segala tujuan besar ini. Secara tekhnis, Burung Indonesia akan mendampingi dengan memberikan pelatihan dan pendampingan tekhnis,” kata Patmasanti
“Kami Burung Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi, memastikan peningkatan kapasitas petani,setidaknya di desa – desa yang kami bekerja, 11 desa,” tegas Patmasanti
Petani Berdasi
Pak Sapon, Petani di Kecamatan Taluditi binaan Burung Indonesia itu menjadi salah satu petani yang boleh dibilang sukses mengembangkan komoditi kakao. Dia punya tanaman kakao seluas 2 hektare. Jika lagi produktif, dalam sekali panen dia bisa menghasilkan pendapatan yang fantastis.
Seperti petani kebanyakan, sebelum didampingi Burung Indonesia, Sapon mengakui sering menemui kendala dalam meningkatkan produktifitas kakaonya. Namun setelah mendapat pendampingan Burung Indonesia, ditambah lagi dikirim belajar ke luar daerah, Sapon bersama petani lainnya mulai merasakan dampak manis dari kakao miliknya.
“Kalau sebelumnya kan kita tidak tahu bagaimana perawatan kakao, bagaimana mengola biji kakao, bagaimana pemasarannya. Kita tahunya merawat asal -asalan. Menjualnya pun dulu lewat tenggkulak. Tapi setelah bergabung Burung Indonesia, dulu yang harganya ditengkulak Rp 25 ribu/Kg, dengan bantuan Burung ada kenaikan, hasil kita petani bertambah,” terangnya.