HARIANPOST (KABGOR)– Dampak pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dampak kepada masyarakat, yakni berbagai kebijakan pemerintah pembatasan sosial dilakukan. Ketika keluar rumah harus menerapkan protocol Kesehatan memakai masker,menjaga dari satu sama lain, dan juga sering mencuci tangan pakai sabun. Kebiasaan baru ini harus kita terapkan untuk mengurangi penularan virus covid-19.
Tak hanya itu, dampak covid juga telah menggrogoti sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama ekonomi, Pendidikan dan sebagainya. Dampak covid-19 dalam Pendidikan telah membuat anak-anak sekolah sudah mulai bosan karena diharuskan belajar jauh atau secara online. sekolah atau bidang pendidikan lainnya menyelenggarakan sistem pembelajaran jarak jauh / online, yang kini biasa disebut School From Home (SFH).
Dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh atau online telah banyak memberikan dampak. Diantaranya anak-anak sudah bosan karena belajar di rumah terasa tidak efektif. Bahkan lebih parah lagi anak-anak SMP memilih untuk menikah ketimbang melanjutkan sekolahnya.
Menyikapi hal ini, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan, Pemerintah Kabupaten Gorontalo melaksanakan Pencanangan Vaksin Bagi peserta Didik usia 12 Tahun sd 17 Tahun. Hal ini, dilakukan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Khusus dinas Pendidikan dan kebudayaan dalam rangka memantapkan proses menjelang rencana pembelajaran tatap muka terbatas untuk SD dan SMP.
“Kita rencana membuka pembejaran tatap muka terbatas awal september sehingga peserta didik divaksin termasuk para tenaga pendidik atau guru di daerah ini,” Kata Nelson, saat menghadiri pencananangan vaksinasi peserta didik tahap awal di SMPN 1 Telaga Biru, Rabu (26/08/2021).
Pada kesempatan itu, Nelson meminta kepada orang tua siswa sebaiknya juga divaksin karena guru dan Siswa sudah divaksin.
“ jika tiga komponen ini, guru, siswa dan orang tua telah tervaksin, maka rencana Pemerintah Daerah untuk membuka pembelajaran tatap muka bisa segera terwujud awal September nanti,” Ujar Nelson.
Ia mengatakan, Pelaksanaan Vaksinasi bagi peserta didik ditargetkan selesai selama 2 minggu kedepan termasuk para guru dan orang tua.
“ Pemerintah Kabupaten Gorontalo akan melangsungkan sistem belajar tatap muka terbatas mulai 1 September 2021, namun dengan catatan, seluruh pelaku pendidikan sudah di vaksin atau minimal 70-80 persen termasuk guru dan orang tua.
Langkah vaksinasi bagi kalangan pendidikan nampak menjadi langkah strategis Pemerintah Kabupaten Gorontalo untuk menekan pengaruh besar efek pandemi Covid-19 dibidang pendidikan. Karenanya Nelson menegaskan sistem PTM terbatas juga akan didampingi dengan sistem pembelajaran secara daring (dalam jaringan).
“Sebab dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada sektor pendidikan, maka pembelajaran tatap muka penting sambil juga dilakukan pembelajaran secara daring”, jelasnya.
Selama pandemi Covid-19, ternyata tak hanya pembelajaran di depan kelas terhenti, kondisi ini juga telah memicu banyak anak didik di Kabupaten Gorontalo putus sekolah. Disinyalir, kurang lebih 400 orang putus sekolah dan ada yang sudah menikah. Selain itu, murid yang duduk dibangku kelas 1 dan 2 SD didapati belum bisa membaca.
“Karena itu belajar membaca harus dilakukan secara tatap muka, untuk masa depan anak bangsa segera dilakukan tindakan dengan cara cara seperti ini,” tandas Nelson.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan Zubair Pomalingo, MPd melaporkan setelah pencanangan di awali hari ini dan akan dilanjutkan disemua kecamatan, sehingga target 70 % sampai dgn 80 % bisa dicapai, sehingga pembelajaran tatap muka terbatas sudah akan direalisasikan di Setiap sekolah baik wilayah kecamatan maupun desa sampai tingkat kabupaten. (Irf/humas)