Ismail Abas, Berpolitik Untuk Mengabdi

POHUWATO, HARIANPOST.ID- Politik dan pengabdian seyogianya merupakan hal yang tidak boleh terpisah.Namun miris dalam prakteknya dewasa ini, politik acap kali ditampilkan tidak pada rute yang sebenarnya.

Politik hanya menjadi jalan untuk memperoleh kekuasaan dan diorientasikan untuk kepentingan peribadi. Karena itulah, Ismail Abas, tokoh mudah Paguat ini mengajak generasi muda untuk tidak apatis terhadap politik.

Sebab jika anak muda tidak ikut dalam perpolitikan, maka ruang – ruang politik hanya akan diisi oleh orang yang haus kekuasaan. Apalagi kekuasaan itu tidak digunakan untuk kepentingan bersama, malah digunakan untuk kepentingan peribadi.

“Kita anak muda harus ikut andil. Memang politik dan demokrasi tidak menjamin orang baik yang berkuasa. Tapi demokrasi memberikan ruang bagi kita untuk mencegah orang tidak baik untuk berkuasa,” kata Ismail Abas, Ahad, 28 Januari,saat ditanyakan alasannya iku berpolitik dan maju sebagai caleg pada pemilu 2024.

Ismail Abas diketahui menjadi salah satu Calon Legislatif (Caleg) yang bertarung di daerah pemilihan Paguat – Dengilo, untuk memperebutkan kursi di DPRD Pohuwato. Maju lewat partai Golkar, Ibas, begitu panggilan akrabnya, menyampaikan alasan dirinya maju menjadi caleg adalah karena dirinya ingin memanfaatkan politik untuk pengabdian.

Ibas memulai karirnya sebagai Wartawan dan kini ia aktif sebagai lawyer. Sebagai lawyer, Ibas sering memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang membutuhkan jasanya. Bahkan dalam beberapa kasus yang ditanganinya, ia tidak meminta bayaran kepada kliennya.

“Saya memiliki alasan terhadap hal itu. Saya puas terhadap apa yang saya lakukan, jika itu untuk kepentingan seseorang atau orang banyak. Dan itulah mengapa saya ikut berpolitik, karena saya ingin mengabdi ke orang banyak,” ungkap Ibas

Bagi Ibas politik adalah pengabdian. Sebab itulah, ia memutuskan maju menjadi caleg Golkar untuk mewujudkan pengabdian kepada masyarakat Pohuwato.

“Politik itu untuk pengabdian. Jika kekuasaan dan wakil rakyat hanya di isi oleh mereka yang memiliki duit saja, maka yakin dan percaya kebijakan -kebijakan yang akan dilahirkan hanya akan menguntungkan untuk kepentingan peribadinya, bukan untuk kepentingan masyarakat,”tegas Ismail Abas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *