GORONTALO, HARIANPOST.ID – Penjabat Gubernur Ismail Pakaya memberikan atensi penuh terhadap melonjaknya angka inflasi Gorontalo periode Desember 2023. Hal tersebut terlihat dari rapat evaluasi yang ia gelar bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta Wali Kota Gorontalo, di Ruang Otanaha Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo, Senin (8/1/2024).
Ismail meminta saran dan masukan terkait hal yang perlu dilakukan agar Inflasi tidak terus melonjak. Pasalnya, ia berkata sepanjang tahun 2023 berbagai program kegiatan telah dilakukan pemerintah untuk mencegah naiknya angka inflasi, namun pada akhir tahun dirinya justru merasa kebobolan dengan tingginya inflasi Gorontalo yang mencapai 1,32 persen.
“Apa yang harus dilakukan oleh kami Pemprov dan Pemkot Gorontalo? Karena kalau hanya pasar murah, kami ini sudah gelar pasar murah, bahkan di Desember itu ada kami buat beberapa kali. Kami sudah kasih beras bersubsidi ada juga gelaran pangan murah yang digelar Bappenas. Tapi seperti tidak ada pengaruhnya, kita dinilai tidak bekerja sepanjang tahun 2023 diakibatkan melonjaknya inflasi di akhir tahun,” ungkap Ismail.
Oleh karena itu, Ismail merasa pemerintah harus mengantisipasi hal tersebut di tahun 2024. Itu sebabnya perlu ada perbaikan terhadap metode program kegiatan dan juga pengambilan sampel untuk laporan BPS. Kesepahaman antara Pemda, BI, BPS dan seluruh pihak yang tergabung dalam TPID juga dianggap perlu.
“Seluruh program yang sudah kita jalankan di 2023, di tahun ini juga akan terus kita laksanakan. Tapi perlu ada duduk bersama dulu, kita juga harus memperbaiki metode, fokus kita juga kita ubah. Titik perhatian perlu kita fokuskan pada akhir tahun, agar tidak terjadi lagi jebol seperti tahun ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Gorontalo Dian Nugraha menyebut melonjaknya inflasi Gorontalo di bulan Desember juga dipicu oleh kemarau panjang yang melanda Gorontalo sejak Oktober 2023. Hal tersebut menurutnya mengakibatkan penurunan pasokan di daerah. Selain itu dipicu pula oleh kenaikan harga cabai rawit jelang Nataru.
“Memasuki bulan Oktober, November dan Desember kita ketahui bersama akibat dari Elnino ini saya rasa juga semua daerah merasakan dampaknya, pasokan kita ikut menurun sementara kita bukan daerah produsen, sehingga ketika kita kekurangan dan meminta ke daerah-daerah lain mereka tidak bisa memenuhi karena mereka juga kekurangan,” jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo merilis inflasi Provinsi Gorontalo pada Desember 2023 sebesar 1,32% dari angka nasional 0,41 persen. Sementara inflasi YoY di angka 3,88 persen dari nasional 2,61 persen.(Agus)