POHUWATO, HARIANPOST.ID- Alunan alat musik tradisional menggema di sepasang telinga. Tampak pria paruh baya tengah meliuk-liuk mengikuti irama gendang dan pukulan alat musik gong, membuat terkesima penonton yang hadir dan menyaksikan tarian khas suku Bajo di aula Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Aksi menari itu merupakan tarian penyambutan kepada tamu yang dianggap penting. Tentu tarian itu ditampilkan untuk menyambut tamu undangan pada perayaan memperingati hari gurita internasional. Adalah biota laut unik yang memiliki kaki delapan bertentakel yang diperingati setiap tanggal 8 oktober.
Pada perayaan itu menampilkan berbagai produk olahan khas yang berbahan baku dari gurita, dari produk kerupuk gurita hingga bakso gurita. Beragam produk tersebut diproduksi langsung oleh nelayan Desa Torosiaje yang tergabung dalam kelompok Sipakullong.
“Ini juga bertujuan untuk mempromosikan produk-produk olahan hasil laut berbahan baku gurita dan beragam produk kerajinan laut dari kelompok nelayan dan perempuan Desa Torosiaje,” kata Direktur Jaring Advokasi Sumber Daya Alam (JAPESDA) pada perayaan hari gurita internasional, sabtu (08/10/2022).
Ain menjelaskan, peringatan hari gurita internasional menjadi ajang pembelajaran bagi nelayan, untuk mengkoordinasikan dan mengorganisir produk olahan maupun hasil tangkapan kelompok nelayan.
“Harapannya mereka bisa menguatkan jaringan mereka agar mendapatkan dukungan dan kerjasama serta adanya perluasan pasar,” kata Ain.
Kelompok ibu-ibu juga melakukan demo masak dari olahan gurita, masakan secara langsung dapat dinikmati oleh pengunjung yang hadir pada kegiatan itu.
Kegiatan dilanjutkan dengan lomba kreasi sampah plastik dan lomba mewarnai untuk anak-anak. Lomba ini dilakukan untuk menanamkan kepada anak-anak untuk menanamkan pentingnya menjaga laut.
“Jadi yang kami lihat itu bagaimana anak-anak mewarnai dari komposisi warna dan kreativitas yang mereka buat,” kata Titania Aminullah yang juga panitia perayaan Hari Gurita Internasional.
Selain pada kegiatan hari gurita melakukan launching buka tutup lokasi tangkap gurita, yang akan ditutup selama 3 bulan lamanya.
Sinta Oktavia salah satu pengunjung mengaku sangat menikmati kegiatan itu, terlebih ia menikmati masakan gurita yang dimasak secara langsung oleh kelompok ibu-ibu.
“Saya cukup beruntung bisa menikmati masakan yang dihidangkan ibu-ibu. Ini pertama kali saya merasakan masakan gurita,” kata Sinta yang juga mahasiswa pengabdian dari Universitas Negeri Gorontalo yang baru saja datang ke Desa Torosiaje.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Pohuwato, Iskandar Datau mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan JAPESDA yang bekerjasama dengan kelompok nelayan Sipakulong serta Desa Torosiaje.
“Saya sangat berterima kasih kepada JAPESDA yang telah menginisiasi dan konsisten mengadvokasi,” kata Iskandar Datau yang turut hadir pada peringatan Hari Gurita Internasional.
Ia juga mendukung pelaksanaan buka tutup lokasi tangkap gurita yang akan dilakukan oleh kelompok Sipakulong di dua lokasi tangkap yaitu di wilayah perairan pulau Torosiaje Besar dan Pulau Torosiaje Kecil.Ia mengatakan ini sebagai langkah maju menuju perikanan berkelanjutan di Desa Torosiaje.