POHUWATO, HARIANPOST.ID– Persaingan dalam memperebutkan kursi DPRD Pohuwato di Pemilu 2024, semakin memanas. Semua partai peserta pemilu optimis bisa meraih kursi. Bahkan partai – partai yang bertarung juga optimis bisa meraup satu fraksi.
Di tengah persaingan tersebut, Ketua DPD Golkar Pohuwato Nasir Giasi mengajak peserta pemilu untuk beradu gagasan, bukan gas gasan, dalam meraih simpati masyarakat pemilih.
Sebagai partai yang mendominasi dengan 10 kursi di DPRD Pohuwato, partai Golkar lewat caleg – calegnya akan hadir memberikan gagasan kepada masyarakat. Ia pun menyerukan kadernya itu untuk menjual gagasan, bukan gas gasan, apalagi menjanjikan politik imbalan.
Sebagai partai yang hadir untuk rakyat, Golkar kata Nasir akan terus hadir lewat program dan solusi atas permasalahan masyarakat. Itu selalu disuarakan Nasir saat partai Golkar menggelar Kampanye dialogis di Kecamatan Popayato, Lemito, Marisa, Duhiada’a dan Paguat – Dengilo beberapa waktu kemarin.
“Ayo kita manfaatkan ruang yang diberikan (kampanye) untuk menjual gagasan kepada masyarakat. Jangan hina masyarakat dengan memberikan politik imbalan. Tapi beri mereka gagasan untuk kemajuan ke depan,” ungkap Nasir Giasi dalam setiap orasi politiknya.
Sejauh ini Nasir sendiri mendapatkan informasi bahwa ada peserta pemilu yang tidak akan menggelar kampanye, tapi akan menggunakan cara tidak baik, dengan menjanjikan politik imbalan.
“Mereka bilang, biarkan saja Golkar menggelar kampanye, nanti kita tunggu mereka di bok. Mereka pikir cuma mereka yang punya bok,” ungkap Nasir dengan nada tegas.
Dalam setiap orasi politiknya Nasir memastikan kepada masyarakat, bahwa kader Golkar bukanlah orang yang lupa kepada masyarakat, ketika mereka terpilih menjadi wakil rakyat. Golkar tidak menjadikan masyarakat seperti mendorong mobil yang mogok. Analogi mobil mogok ini terang Nasir, masyarakat hanya diminta mendorong mobil yang tak bisa jalan. Tapi setelah didorong dan mobil itu berjalan, masyarakat yang mendorong di belakang malah dilupakan.
“Seperti mobil yang mogok, setelah didorong dan hidup yang di belakang mendorong malah ditinggalkan, Golkar tidak seperti itu,” tegas Nasir Giasi.