HARIANPOST- Hubungan antara partai Golkar dan Politisi Golkar Pohuwato, Iwan Adam, nampaknya benar-benar retak. Itu setelah Iwan Adam melontarkan tudingan pendzoliman atas perlakuan partainya sendiri kepada dirinya, lantaran di menit-menit terakhir jelang pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati ke KPU, partai berlambang pohon beringin itu justru memberikan rekomendasi kepada bakal pasangan lain, yakni Syaipul Mbuinga- Suharsi Igirisa atau SMS.
” Selama ini saya tidak pernah melawan di Golkar, tanya sama pasisa (Sebutan akrab untuk mantan ketua DPD II Golkar Pohuwato Syarif Mbuinga). Selama ini saya diam, tapi hari ini saya akan lawan dan saya tidak takut,” Tegas Iwan, Selasa 901/09) kemarin, yang memperlihatkan sikap perlawanan tehadap Golkar.
Pernyataan Iwan itu rupanya membuat ketua DPD II Pohuwato, Nasir Giasi, geram. Nasir dalam deklarasi bakal calon Bupati dan wakil bupati, Syaipul Mbuinga- Suharsi Igirisa (SMS), Kamis (03/09) di gelanggang olahraga Pohuwato, membalas pernyataan Iwan tersebut.
” Demokrasi Pohuwato kita buat dengan sejuk, jangan ditakut- takuti. Tidak Ada yang takut,” Tegas Nasir dengan suara lantang.
Nasir pun dalam orasi politiknya kepada ribuan masa yang memadati lokasi deklarasi tersebut mengungkapkan alasan Partai Golkar bersama partai pengusung dan partai mendukung memilih pasangan SMS, lantaran mereka menilai hanya pasangan ini yang mampu membawa perubahan kepada daerah Kabupaten Pohuwato.
Nasir juga menyebut alasan lain dari 20 anggota DPRD Pohuwato dalam partai yang tergabung sebagai partai pengusung pasangan SMS tahu karakter Syaipul Mbuinga dan Suharsi Igirisa. Sehingga mereka sepakat untuk memberikan dukungannya kepada pasangan SMS.
“Kami 20 orang di DPRD Pohuwato tahu karakter beliau (Syaipul) tahu kemimpinan beliau, tahu cara beliau memperlakukan orang lain. Sehingga kami menyatakan hari ini tidak ada perbedaan partai dan warna lagi, semua yang kita lakukan adalah bagiaman Pohuwato semakin maju,” Tegas Nasir
Selain Nasir, tudingan pendzoliman oleh Golkar tersebut juga membuat Ghalieb Lahidjun Geram. Ghalib yang merupakan anggota Desk Pilkada, Partai Golkar Provinsi Gorontalo yang sedari awal mengikuti tahapan penjaringan bakal calon bupati di tiga PIlkada yang akan dilaksankan di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato, itu menyampaikan bantahan atas tudingan tersebut.
” Ada beberapa fitnah dan tuduhan yang disampaikan kepada Partai Golkar. Pertama mereka menyampaikan bahwa ada kader Golkar yang sedari awal memegang surat tugas partai,Itu benar. Benar bahwa ada kader yang sudah memegang surat tugas dari partai, tetapi dalam surat itu ada perintah yang harus dilaksanakan yang bersangkutan. Orang tersebut harus keliling Pohuwato untuk bertemu dengan measyarakat untuk meyaknikan bahwa dia adalah calon yang terbaik untuk masyarakat.Namun hari ini yang lebih banyak adalah pasangan SMS dibanding orang tersebut,” Tegas Ghalib dihadap ribuan masa.
Disampaing itu tuduhan lain yang diarahkan kepartai Golkar kata Ghalib adalah soal partai Golkar yang katanya di kuasi oleh keluarga tertentu.
” Kalau hanya urusan keluarga, bukan pak Syaipul yang jadi calon bupati Golkar tetapi Alham Habibie putra sulung Pak Rusli Habibie,” Tegasnya Lagi membantah tudingan.
Namun kata Ghalib partai Golkar tidak semurah itu, sebab ada mekanisme yang harus ditaati oleh seluruh kader. Karena itu kata dia partai Golkar melihat calon- calon yang disukai oleh rakyat.
” Dan ketika partai Golkar melihat rakyat Pohuwato mencintai SMS, maka partai Golkar tidak boleh mengkhianati rakyat maka partai turut mendukung pasangan SMS,” Ungkap Ghalieb.(D.01)