Gerindra Ragu – Ragu Pilih Pendamping Saipul Mbuinga

BERBEDA dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2020, di Pilkada Tahun ini, partai Gerindra Pohuwato nampak ragu – ragu untuk memilih wakil yang mendampingi Saipul Mbuinga di periode keduanya.

Sikap politik Gerindra berbeda 360 derajat dengan pilkada sebelumnya. Dimana dalam pilkada lalu, jauh sebelum tahapan pilkada bergulir, Gerindra tampil lebih Percaya Diri (Pede) menggaungkan Saipul Mbuinga – Suharsi Igirisa (SMS) untuk berpasangan di pilkada 2020.

Di pilkada Tahun 2024, Gerindra memang agak lain. Gerindra seperti tidak ingin terburu – buru memilih wakil yang akan mendampingi Saipul. Alasannya pun mudah ditebak.

Pertama, Gerindra punya Calon Bupati kuat, Saipul Mbuinga. Di periode pertamanya ini, Saipul sudah menunjukkan kemampuan dalam memimpin Pohuwato. Memang masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dikerjakan Saipul. Tapi setidaknya, kurang dari lima tahun memimpin Pohuwato, Saipul sudah membawa Pohuwato lebih progresif.

Kedua, di pilkada tahun ini Gerindra jauh lebih enjoy untuk mengusung Saipul Mbuinga sebagai Calon Bupati. Hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari lalu, Gerindra Pohuwato berhasil menambah kursi di parlemen Panua. Sebelumnya hanya 3 kursi, pemilu lalu kursi Gerindra bertambah menjadi 6 kursi.

Dengan perolehan tersebut, Gerindra sudah melampaui presentase minimum untuk mengajukan bakal calon Bupati. Itu artinya, langkah Saipul Mbuinga di pencalonan periode keduanya ini akan semakin mulus.

Di tengah tahapan pilkada berjalan, ada 3 nama mencuat bakal menjadi pendamping Saipul Mbuinga. Suharsi Igirisa, Iwan Adam dan Nasir Giasi. Di sinilah yang menjadi alasan terbesar Gerindra, ragu -ragu memilih wakil Saipul Mbuinga.

Suharsi Igirisa

Jika berbicara potensi, Suharsi Igirisa memang masih memiliki potensi untuk melanjutkan Pemerintahan di periode kedua bersama Saipul Mbuinga. Tapi, konstalasi politik di pemilu akan menjadi halangan bagi Gerindra untuk mempertimbangkan Suharsi mendampingi Saipul.

Suharsi memang politisi Golkar, dan Golkar di pemilu lalu jadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang memastikan kemenangan pasangan Prabowo – Gibran, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Namun, meskipun Suharsi politisi Golkar, Golkar sepertinya jauh dari genggaman Suharsi. Selain karena tidak harmonisnya hubungan Suharsi dengan Golkar Pohuwato, sikap politik Suharsi di pemilu lalu juga jadi pertimbangan Golkar memberikan dukungan kepadanya.  

Sikap politik Suharsi di pemilu memang menguntungkan Gerindra. Tapi pasca pemilu itu, Suharsi jadi kehilangan peluang untuk mengendarai Golkar sebagai kenderaan politiknya. Bisa jadi, karena alasan inilah Gerindra masih ragu memilih Suharsi untuk kembali mendampingi Saipul. Toh, jika Gerindra masih pede dengan Suharsi, pasti sedari jauh hari SMS dua periode sudah digaungkan, seperti halnya sikap Gerindra di pemilu 2020 lalu.

Iwan Adam

Dalam percaturan politik lokal, Iwan Adam memang memliki peluang lebih besar dibanding Suharsi untuk mendampingi Saipul Mbuinga. Alasannya, pertama, Iwan Adam punya kenderaan politik partai Nasdem yang memiliki 3 kursi di parlemen panua hasil pemilu Februari lalu. Kedua, Iwan Adam masih memiliki hubungan kerabat erat dengan Saipul Mbuinga.

Punya kenderaan politik dan memiliki hubungan kerabat tersebut jadi poin plus bagi Iwan untuk bisa mendampingi Saipul Mbuinga. Tapi dalam politik lebih luas, Iwan dengan kenderaan politiknya Partai Nasdem akan jadi pertimbangan bagi Gerindra. Di Pemilu, Nasdem bukanlah bagian dari Koalisi Indonesia Maju. Pemilu memang sudah usai, dan KIM berhasil memastikan kemenangan Prabowo – Gibran.

Justru karena keberhasilan itulah, koalisi ini akan tetap terawat dan berlanjut di pilkada. Gerindra adalah partai Komando, dan Prabowo sebagai pucuk komando partai Gerindra pastinya akan tetap mempertimbangkan bakal calon dari Koalisi Indonesia Maju agar tetap berlanjut di pilkada. Mungkin, karena alasan ini juga Gerindra masih ragu – ragu untuk menentukan sikap memilih Iwan mendampingi Saipul di pilkada Pohuwato.

Nasir Giasi

Sebagai Ketua partai Golkar Pohuwato, Nasir Giasi memang punya potensi besar mendampingi Saipul Mbuinga di pilkada Pohuwato. Ada beberapa alasan. Pertama, karena Golkar adalah bagian dari Koalisi Indonesia Maju. Kedua, Nasir punya kenderaan politik, partai Golkar. Ketiga, Golkar adalah partai yang paling banyak memperoleh kursi di parlemen panua hasil pemilu 2024.

Jika Nasir Giasi dipilih mendampingi Saipul, maka pasangan ini memiliki 13 kursi di parlemen panua. Gerindra memiliki komposisi 6 kursi sedangkan Golkar punya 7 kursi. Tapi, memilih Nasir menjadi pendamping Saipul, seperti menjadi anomali bagi langkah politik Gerindra ke depan.

Ada anggapan, jika Nasir menjadi wakil Saipul, maka ke depan partai Golkar tetap akan menjadi partai yang mendominasi kursi di parlemen panua. Dan bukan tidak mungkin, dalam pilkada jauh ke depan, partai Golkar akan mengusung kadernya menjadi Calon Bupati Pohuwato. Justru di sinilah letak keraguan atau tepatnya kekhawatiran Gerindra untuk memilih Nasir menjadi pendamping Saipul di Pilkada 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *