Curhat Penambang Pohuwato, Sekolahkan Anak Dari Hasil Kabilsa

POHUWATO, HARIANPOST.ID- Aktivitas Pertambangan di Kabupaten Pohuwato selalu menjadi sorotan. Tidak heran, aktivitas pertambangan ini selalu mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah dan Penegak Hukum.

Potensi emas di Pohuwato memang menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan. Namun di sisi lain, juga turut memberikan dampak kerusakan lingkungan yang signifkan.

Karena dampaknya itu, Aparat Penegak Hukum diminta menertibkan aktivitas pertambangan tersebut. Tetapi di sisi lain, bila  ini dilakukan, dikhawatirkan akan memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat. Sebab banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas pertambangan.

Weni Tantu Salah satunya. Weni, penambang tradisional atau dikenal sebagai kabilasa ini mengaku, menggantungkan hidup dari aktivitas pertambangan. Bahkan dirinya bisa menyekolahkan anaknya dari hasil pertambangan tersebut.

”Pertambangan menjadi mata pencaharian kami  satu-satunya. Kalau ini ditutup siapa yang mau kasih kami hidup untuk kebutuhan sehari-hari?”Tanya Weni

Puluhan Tahun  Weni menggantungkan hidupnya dari hasil pertambangan di desa Hulawa, Kecamatan Buntulia. Bahkan  anaknya bisa sekolah dari hasil pertambangan. Karena itu, bila pertambangan ini ditutup, ia khawatir dengan kelangsungan hidupnya ke depan.

“Saya sekolahkan anak dari hasil kabila ini. Nah Kalau ini ditutup, siapa yang mau bertanggung jawab ?. Sehingganya mohon tambang ini jangan ditutup,” pinta Weni