Cegah Stunting Mahasiswa KKN UNG dan Pemdes Tapadaa Lakukan Sosialisasi

HARIANPOST-(Desa)- Cegah Stunting Pemerintah Desa Tapadaa bersama Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melaksanakan sosialisasi pencegahan stunting untuk masyarakat Tapadaa.

Menurut Kades Tapadaa Risden Pakaya Pemerintah Desa tidak hanya berfokus pada pencegahan Pandemi covid-19. Namun juga dalam upaya pencegahan stunting bagi masyarakatnya menjadi fokus pemerintah Desa Tapadaa.

“Terlebih lagi stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak dan akibatnya seperti kekurangan gizi dalam waktu yang lama, Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya serta memiliki keterlambatan dalam berfikir. Tutur Kades Risden Pakaya, saat ditemui diruangan Kerjanya, Sabtu (30/10)

Dirinya juga menjelaskan sosialisasi stunting tersebut dilakukan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat, terutama pada ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita harus mengetahui cara tentang hidup sehat.

“Umumnya stunting disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, dimana sasaran terkait stunting ini kepada ibu hamil, ibu usia subur dan ibu yang mempunyai anak dengan umur dibawah 2 tahun” Jelasnya

Tak hanya melakukan sosialisasi pencegahan Stunting Pemerintah Desa Tapadaa sebelumnya telah menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan

“Pemerintah Desa Bersama Kader Posyandu telah menyalurkan bantuan pemberian makanan tambahan kepada Ibu hamil, Ibu menyusui dan ibu-ibu yang memiliki balita untuk mencegah Stunting, dan Gizi Buruk pada anak-anak” Ungkapnya

Pada kesempatan itu Kades Risden menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan sosialisasi pencegahan Stunting di Desa Tapadaa, Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.

“Terimakasih kepada teman-teman Mahasiswa KKN Tematik UNG, Kader Posyandu, KPM, PPKBD SUP, dan Wabil Khusus Kapus Botumoito dan seluruh masyarakat Tapadaa” Ucapnya

Sementara Kordes Mahasiswa KKN Tematik UNG menambahkan bahwa Kasus kekurangan gizi kerap kali terjadi di masyarakat. Kasus ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir, namun stunting baru nampak setelah anak berusia dua tahun.

“Setelah kami dari Mahasiswa KKN Tematik UNG turun langsung dilapangan dan mengacu pada program SDGS ternyata masih ditemui ada beberapa masyarakat Desa Tapadaa yang mengalami Stunting dan dasar itulah kami dan Pemdes Tapadaa melakukan sosialisasi pencegahan stunting dam Alhamdulillah mendapatkan dukungan penuh dari Pemdes Tapadaa” Pungkasnya

Untuk diketahui kegiatan tersebut di hadiri Kepala Puskesmas Botumoito Israhmawaty Saripi, A.md.Kes, sebagai pemateri, dan peserta terdiri dari Kader Posyandu, PPKBD Sup(Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) Ketua- Ketua Dasawisma, Dukun Bayi, Ibu hamil dan Balita. TP.PPK.