Semoga Kabupaten Pohuwato, Gorontalo segera membaik.
POHUWATO, HARIANPOST.ID– Amarah pemilik lahan tambang di Pohuwato sudah tak terbendung lagi. Terik mentari yang membakar dan menembus kulit siang itu, Kamis, 21 September 2023, sudah tak dirasakan lagi.
Amarah penambang semakin memuncak. Dada berdebar kencang, suasana semakin mencekam. Pekikan “lempar…!” saling bersahut – sahutan. Hingga akhirnya batu – batu yang dilempari penambang mendarat di dinding bangunan Mess Hall, Pioneer Camp, Desa Hulawa, milik perusahaan pertambangan Pani Gold Project.
Tak ada yang mampu menghentikan aksi pengrusakan yang membabi buta itu. Galon air minum, dinding, hingga kaca – kaca jendela pun menjadi sasaran amukan penambang. Personel kepolisian dan TNI yang berjaga – jaga pun tidak dapat berbuat banyak. Ribuan penambang yang menuntut ganti rugi pembayaran lahan hingga berakhir pengrusakan, tidak sebanding dengan jumlah personel pengamanan yang berjaga – jaga.
Kaca – kaca jendela bangunan milik Pani Gold Project menjadi sasaran amukan penambang. Batu – batu yang dilempari, menghujani setiap bangunan milik perusahaan yang berinvestasi di Pohuwato itu. Mobil, truk dan alat berat yang terpakir di halaman mess juga tak luput dari amukan penambang.
Ribuan penambang telah menduduki mess hall, Pioneer camp milik Pani Gold Project. Apapun yang akan ditemuinya pasti akan dilempari batu, atau bahkan beberapa darinya juga menggunakan balok kayu untuk memecahkan kaca jendela, kaca jendela mobil dan bahkan dinding bangunan mess. Di tengah suasana yang semakin mencekam itu, hanya ada beberapa karyawan Pani Gold Project yang terlihat di halaman mess. Penambang menyebar ke setiap sudut, termasuk memasuki dapur mess. Di tempat itu, para penambang membuang persediaan sayur-sayuran dan buah-buahan milik karyawan Pani Gold Project.
Barulah setelah mess porak poranda, personel polri lainnya mulai berdatangan. Kedatangan mereka pun disambut hangat para penambang. Bahkan para penambang ini melambaikan tangan untuk menyapa personel Polri yang mulai berdatangan itu.
Belum berhenti. Aksi penambang yang menuntut ganti rugi ini pun berlanjut ke mess lainnya di titik kedua, di Desa Hulawa. Di tempat ini masyarakat pemilik lahan tambang semakin anarkis. Tidak hanya merusak, mereka bahkan membakar bangunan dan Tanki Bahan Bakar Minyak yang berada di tempat tersebut.
Asap – asap hitam mulai menggepul ke langit, yang disusul api semakin membesar melahap bangunan yang dibakar para penambang itu. Meskipun anarkis, para penambang masih sempat menyelematkan kendaraan roda dua/motor milik karyawan perusahaan.
“Angkat itu motor. Dorang (mereka) ini bo (cuma ) karyawan yang mencari uang di perusahaan ini. Angkat ke luar, jangan sampai terbakar,” kata penambang yang saling bahu membahu memindahkan motor milik karyawan yang terpakir di halaman mess.
Setelah menghancurkan fasilitas milik perusahaan pertambangan, para penambang ini pun bergerak ke titik selanjutnya. Bangunan milik Koperasi Unit Desa (KUD) Dharman Tani di Kecamatan Duhiadaa dan Marisa juga tidak lepas dari amukan masyarakat penambang yang menuntut ganti rugi ini. Seperti diketahui, KUD Dharma Tani dan PETS yang merupakan perusahaan yang dibentuk oleh PT Merdeka Copper Gold bersama -sama, berkolaborasi menggarap Proyek Pani Besar di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia. Karena itu, para penambang ini juga meluapkan amarahnya dengan merusak bangunan KUD Dharma Tani di Kecamatan Duhiadaa dan Marisa. Sebelum akhirnya para penambang ini menuju kantor Bupati.
Tiba di halaman kantor Bupati, koordinator lapangan dengan memegang pengeras suara berupaya melarang masyarakat penambang untuk bersikap anarkis.
“Jangan…! Jangan merusak. Kita ini bukan binatang,nanti merusak,” pekik Korlap mencegah masyarakat bersikap anarkis. Namun suara itu tak berarti apa – apa bagi penambang yang terlanjur marah, ganti rugi yang dituntutnya tidak sesuai harapan.
Bangunan kantor Bupati Pohuwato pun menjadi sasaran. Batu – batu yang dilemparkan mendarat ke dinding dan jendela kaca. Beruntung birokrat di kantor Bupati telah mengamankan diri terlebih dahulu. Ribuan masyarakat penambang memadati halaman kantor Bupati sebelum akhirnya mereka memaksa masuk menghancurkan fasilitas milik pemerintah daerah yang ada didalamnya. Komputer, laptop dan dokumen penting Pemerintah Daerah dihancurkan dan dibakar.
Mirisnya, akibat pengrusakan dan pembakaran itu, Dokumentasi Pembentukan awal Kabupaten Pohuwato hingga saat ini yang tersimpan rapih di ruang Protokoler Kepala Daerah, juga ikut lenyap terbakar. Kobaran api semakin membesar. Setiap sudut dalam ruangan kantor Bupati pun ikut terbakar tak tersisa.
Sikap anarkis ini pun terus berlanjut. Kantor DPRD Pohuwato, ruangan ketua DPRD Pohuwato porak poranda. Kursi dan meja yang sebelumnya tertata rapi, hancur seketika. Pecahan kaca jendela berserakan di lantai DPRD Pohuwato. Padahal sebelumnya, masyarakat penambang ini sempat menyampaikan aspirasinya di DPRD Pohuwato.
Kantor Bupati Pohuwato hangus, Kantor DPRD Pohuwato rusak, Rumah Dinas Bupati rusak, bangunan mess milik Pani Gold Project juga ikut rusak, Suasana Pohuwato, daerah yang dikenal dengan julukan Bumi Panu itu, mencekam.