POHUWATO, HARIANPOST.ID- Proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Kecamatan Buntulia dan pekerjaan pintu klep di Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato, jangan sampai gagal tender. Karena kalau gagal tender, hal ini nantinya akan merugikan petani.
“Kalaupun kita masuk musim tanam Bulan Mei, dan belum juga ada jawaban dari sana ( pemerintah Provinsi), Serta di Bulan Mei juga gagal tender maka kita yang dirugikan,”ungkap Ketua Komisi III DPRD Pohuwato Beni Nento mewanti Pemerintah Provinsi Gorontalo, sebagai penanggungjawab pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut.
Ini disampaikan Beni dalam rapat gabungan komisi, bersama Ketua Kelompok tani, Dinas PU Kabupaten Pohuwato, Dinas Pertanian Pohuwato, guna menyikapi dampak rehabilitasi jaringan irigasi. Selasa, 11 April 2023, di Ruang rapat DPRD Pohuwato.
Dampak dari rahabilitasi jaringan irigasi ini, petani di Buntulia dan Duhiadaa tak bisa menanam selama dua musim ke depan, atau hingga akhir Desember 2023. Karena itu, politisi Golkar ini tidak ingin proyek rehabilitasi jaringan irigasi itu gagal tender. Sebab akan berdampak kepada waktu tanam petani.
“Untuk pihak ketiganya kita belum tahu. Apakah sekelas Haji Pulu atau bagaimana. Kalau sekelas Haji Pulu mungkin 3 – 4 bulan selesai,” ujar Beni.
Dalam rapat gabungan komisi ini, para ketua kelompok mengusulkan tetap melakukan penanaman di tengah pengerjaan jaringan irigasi. Di sisi lain, selama pekerjaan rehabilitasi jaringan rigasi, petani bisa melakukan penanaman. Namun bukan menanam padi, melainkan menanam varietas lain yang memungkinkan tetap tumbuh dalam kondisi yang kekurangan air.
Namun guna memastikan keinginan petani tersebut, DPRD Pohuwato rencananya pekan depan akan menghadirkan Dinas PUPR dan Dinas Pertanian, untuk mencarikan solusi bersama, sekaligus DPRD meminta kepada Dinas PUPR untuk menyosialisasikan rehabilitasi ini kepada petani, agar petani tahu sampai kapan harus menunggu untuk memulai menanam.