Abdullah Diko, Santri Sahabat Tani

BERBEDA dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, pemilu 2024 bakal jadi pengalaman berat buat caleg petahana untuk mempertahankan kursinya. Seperti halnya ungkapan ‘Mempertahankan jauh lebih berat daripada meraih’.

Hal yang sama juga harus dilakukan caleg petahana daerah pemilihan (Dapil) empat, Randangan – Taluditi, Abdullah K.Diko. Hasil pemilu 2019, hanya ada dua partai yang berhasil meraih kursi di dapil ini. Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Golkar berhasil meraih tiga kursi, Al Amin Uduala, Isna Mbuinga dan Hamdi Alamri. Hamdi kemudian di PAW oleh Luluk A. Yulianti. Sementara PKB diisi oleh Abdullah K.Diko.

Tapi Diko, sapaan akrabnya,  bukanlah politisi yang ciut dalam menghadapi tantangan. Di Pemilu 2019 saja dirinya tidak diperhitungkan. Tapi hasil berkata lain, ia diuntungkan dan berhak menempati kursi parlemen Pohuwato. Di Pemilu 2024 beda lagi, sebagai petahana, Abdullah Diko yang juga Sekretaris DPW PKB Provinsi Gorontalo ini menjadi politisi yang diperhitungkan.

Diko sendiri merupakan politisi repsentasi santri. Ia tumbuh dan besar di lingkungan pesantren di Randangan. Bahkan sampai saat ini pun, ia memilih menetap di lingkungan pesantren. Sebelum terjun ke politik, Diko aktif memberikan pendampingan kepada petani di Taluditi. Itu kenapa tidak heran, saat jadi anggota DPRD Pohuwato, ia memberikan perhatian khusus kepada petani.

Di luar aktivitasnya sebagai anggota DPRD, Diko juga aktif memperkenalkan kakao dan kopi hasil pertanian petani Taluditi, lewat event – event Nasional. Karena itulah, masyarakat menyebut Diko sebagai sosok santri sahabat petani.

Sebagai anggota parlemen, Diko didaulat menjadi ketua Fraksi PKB. Fraksi ini tegas terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat. Pada Paripurna penetapan APBD 2024 misalnya, PKB tak hadiri Paripurna, sebagai bentuk sikap menolak terhadap rancangan APBD yang tidak berpijak pada prinsip APBD, yakni prinsip Kemandirian, Keberimbangan dan Keterjangkauan, efisiensi dan efektif serta Keberlanjutan.

Di samping itu, pada setiap pelaksanaan reses DPRD, Diko selalu menghadirkan sesuatu yang berbeda. Ia pernah menggelar reses khusus untuk para imam. Di mana saat itu instensif imam menjadi salah satu masalah krusial yang harus diselesaikan. Ia juga pernah menggelar reses khusus untuk petani dan pegiat manol (ojek). Bukan cuma itu, ia juga pernah menghadirkan pegiat UMKM Gorontalo untuk memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM Randangan dan Taluditi.

Ia politisi yang punya rekam jejak baik. Bukan saja berhasil menduduki parlemen di usai muda, tapi Abdullah Diko benar -benar memanfaatkan kedudukan yang diperolehnya untuk kepentingan masyarakat yang diwakilinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *