JAKARTA, HARIANPOST.ID– Politisi Senior Partai Golongan Karya ( Golkar ), Jusuf Kalla, membagikan pengetahuan bagaiamana menjadi seorang pemimpin kepada kader muda Golkar, peserta Executive Education Program For Young Political Leaders 8 Golkar Institute.
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ini menyampaikan seorang pemimpin mempunyai tugas utama yaitu menginspirasi, menyatukan, memotivasi dan mengeksekusi atau mengambil keputusan. Tidak hanya itu, pemimpin kata JK sapaan akrabnya, juga harus mempunyai kemampuan intelektual, mampu berdiskusi dan mendengarkan, dan konsisten dengan keputusannya.
“Sebagai pemimpin personalitynya harus bisa dihargai. Punya kemampuan intelektual yang baik. Punya pengalaman. Jangan nanti jadi presiden baru cari pengalaman,” papar Jusuf Kalla memberikan kuliah umum tentang Kepemimpinan kepada peserta Executive Education Program For Young Political Leaders 8 Golkar Institute, Selasa, 23 Agustus 2022 di DPP Partai Golkar.
Lebih jauh kepada perserta dirinya menekankan untuk menjadi seorang politisi, harus punya strategi dan perhitungan yang detail. Ia juga berpesan, jika nanti kelak menjadi seorang pemimpin, harus mengetahui semua permasalahan yang terjadi di masyarakat dan mampu menyelesaikan masalah. Menurutnya, untuk menyelesaikan masalah, seorang pemimpin harus memiliki kepemimpinan dan kepercayaan yang tinggi.
“Kalau anda punya leadership, punya trust, memahami dan menguasai masalah, maka bisa anda selesaikan masalah-masalah itu,” kata Kalla.
Dia juga menyebut bahwa seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang tepat dan perhitungan yang detail sehingga keputusan yang diambil tersebut memiliki dampak risiki yang minim.
“Simpel, sederhana dan jangan berputar-putar,” kata Kalla
“Pemimpin itu mengambil keputusan cepat dan tepat serta berani mengambil resiko,” ungkapnya, menambahkan.
Ia juga membagikan kisah awal dirinya meniti karir politik dari bawah. Ia menuturkan bahwa sejak mahasiswa, dirinya merupakan aktivis mahasiswa.
“Saya awalnya di politik, Anggota DPRD. Kemudian saya menjadi Anggota MPR. Selalu utusan daerah. Setelah Anggota MPR, saya jadi Menteri. Setelah jadi Menteri, naik sedikit jadi Menko (Menteri Koordinator). Setelah itu jadi Wapres,” paparnya
“Saya Anggota Golkar yang paling tua. Waktu itu jadi pengurus pemuda Golkar tahun 1965. Waktu itu masih Sekber Golkar,” ungkapnya lagi
Di hadapan kader-kader muda Golkar, Kalla juga berbagi pengalaman sebagai “Juru Damai” dalam beberapa konflik di Indonesia, seperti Aceh, Ambon, Poso hingga konflik internasional.