BOALEMO, HARIANPOST.ID- Menjadi guru adalah sebuah pekerjaan mulia. Hampir tidak pernah ada, orang – orang hebat yang lahir tanpa mendapatkan pendidikan dari seorang guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting, mencerdaskan kehidupan bangsa melalui ruang – ruang pendidikan.
Namun apa jadinya, guru yang punya peranan tersebut harus menerima kenyataan, tidak mendapatkan haknya sebagaimana layaknya. Potret miris guru honorer di Boalemo, Gorontalo, bisa jadi cerminan betapa nestapanya hidup seorang guru honorer.
Bayangkan saja, sudah 5 bulan ini, para guru honorer swasta di daerah itu belum menerima gaji. Namun saat gaji dibayarkan pun tidak sesuai harapan, hanya Rp 100 ribu sebulan. Baru – baru ini, Wartawan Harianpost.id ditemui guru honorer swasta yang menceritakan kegundahan atas gaji yang tidak seberapa itu.
Ia menceritakan apa yang dia rasakan. Namun dirinya meminta agar namanya tidak dicantumkan. Alasannya karena dirinya masih berharap lebih terhadap gaji yang nantinya dibayarkan. Itu pun kalau Pemerintah Daerah tergerak untuk membayarkannya. Dia tidak ingin namanya disebutkan, karena khawatir justru akan memberikan dampak, pemecatan terhadap dirinya.
Guru honorer ini, sebut saja Kartini. Dia mengaku telah menjadi guru honorer di sekolah swasta tersebut selama 10 tahun, semenjak dari tahun 2013 sampai dengan saat ini 2024.
“Padahal tugas dan tanggungjawab sama seperti guru PNS, tidak ada beda sama sekali,” kata Kartini, Guru honorer disekolah Swasta ini yang tidak ingin diungkapapkan identitasnya.
Kata Kartini, Gaji yang harusnya dibayarkan atas jasanya mencerdaskan anak bangsa itu, sejak awal tahun 2024 sampai dengan saat ini belum dibayarkan.
“Terakhir terima gaji pada tahun 2023 pak, kemudian untuk 2024 ini, sudah 5 bulan belum dibayarkan,” tuturnya.
Puluhan tahun mengajar, dia mengaku baru kali ini belum menerima pembayaran gaji selama berbulan-bulan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boalemo. Mirisnya lagi, dirinya mendapat informasi bahwa gaji mereka tidak akan lagi dibayarkan, karena tidak masuk dalam database.
“Torang (kami) dapat info kalau tidak masuk Database itu tidak akan dibayarkan, dan dikembalikan ke masing-masing sekolah, padahal torang juga punya tugas yang sama pak,” katanya.
Dia pun masih berharap, ada solusi yang bisa dihadirkan Pemerintah daerah untuk dirinya dan guru – guru honorer yang juga mengalami nasib sama seperti dirinya tersebut.
“Kami sebagai Guru honorer di sekolah swasta berharap agar pemerintah daerah kabupaten Boalemo dapat membayarkan gaji kami, mengingat kebutuhan rumah tangga yang tidak bisa dikesampingkan,” harapnya.